POLITIK

DKPP Periksa Ketua KPU Usai Laporan Prodewa, Hasyim: Saya Minta Maaf

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Usai diperiksa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari akhirnya meminta maaf telah membuat gaduh menjelang Pemilu 2024.

Hal itu terkait ucapan Hasyim Asy’ari tentang kemungkinan pemberlakuan kembali sistem proporsional tertutup atau coblos partai dalam pemilu. Ucapan maaf disampaikan Hasyim dalam sidang dugaan pelanggaran etik nomor 14-PKE-DKPP/II/2023 di Kantor DKPP mengenai ucapannya soal sistem proporsional tertutup yang menjadi sorotan publik.

Hasyim mengklaim tak pernah mendukung pemberlakuan kembali sistem tersebut. Ia memohon maaf atas kegaduhan yang timbul akibat pernyataan itu membuat heboh partai politik. Sebanyak 8 fraksi di DPR menentang, hanya Fraksi PDIP mendukung, hingga muncul dugaan Hasyim jadi corong PDIP.

“Teradu kembali memberikan penjelasan terkait konteks sistem pemilu sekaligus permohonan maaf apabila ternyata terhadap pernyataan yang teradu sampaikan terkait sistem pemilu menimbulkan diskusi yang berkepanjangan,” kata Hasyim saat memberikan keterangan di sidang etik DKPP, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Hasyim menjelaskan pernyataannya mengenai sistem proporsional tertutup bukan bentuk dukungan. Ia membahas hal itu sebagai bagian dari sosialisasi mengenai tahapan pemilu.

Ia membahas hal itu karena Mahkamah Konstitusi (MK) sedang menyidangkan pasal sistem proporsional tertutup. Hasyim merasa hal itu perlu disampaikan ke publik sebagai salah satu kewajiban penyelenggara pemilu.

“Tidak dalam posisi kemudian saya sebagai ketua KPU berpendapat bahwa lebih baik sistem proporsional tertutup,” katanya. Sungguh berbeda dengan ucapan Hasyim pada acara Catatan Akhir Tahun 2022 di Kantor KPU RI, Jakarta (29/12/2022).

“Saya belum berani berspekulasi, ada kemungkinan kembali ke sistem proporsional daftar calon tertutup,” ungkap Hasyim waktu itu, tanpa berpikir bahwa ini akan membuat heboh.

Pernyataan itu memang akhirnya menimbulkan polemik. Berbagai kelompok masyarakat menyatakan penolakan atas pemberlakuan kembali sistem proporsional tertutup. Delapan fraksi DPR RI pun mendeklarasikan penolakan mereka terhadap rencana itu.

Hasyim Dilaporkan Prodewa

DKPP memang menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik terhadap Ketua KPU Hasyim Asy’ari, Senin (27/2). Ia diperiksa atas pernyataannya yang menyebut pemilu di Indonesia bisa saja kembali menerapkan sistem proporsional tertutup (coblos partai).

“DKPP akan menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran KEPP perkara nomor 14-PKE-DKPP/II/2023 di Ruang Sidang DKPP, Jakarta, Senin, pukul 13:00 WIB,” kata Sekretaris DKPP Yudia Ramli mengutip Antara, Senin (27/2).

Ia menyampaikan sidang kode etik itu diselenggarakan secara terbuka untuk umum. DKPP akan menyiarkan sidang itu melalui berbagai akun media sosial resminya, seperti Facebook dan YouTube DKPP.

DKPP pun telah melayangkan panggilan lima hari sebelumnya kepada para pihak yang akan diperiksa. “DKPP telah memanggil semua pihak secara patut, yakni lima hari sebelum sidang pemeriksaan digelar,” ucap dia.

Sebagaimana ketentuan Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan DKPP Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara KEPP, sidang pemeriksaan itu akan dipimpin langsung oleh Ketua dan anggota DKPP.

Dalam hal ini, Hasyim merupakan teradu. Pihak pengadu adalah Direktur Eksekutif Progressive Democracy Watch (Prodewa) Muhammad Fauzan Irvan.

Fauzan selaku pengadu menilai pernyataan Hasyim dapat menciptakan kondisi yang tidak kondusif bagi pemilih. Dia mengatakan pemungutan suara pemilu di Indonesia bisa saja kembali seperti dulu yakni sistem proporsional tertutup (coblos partai).

Pemerintah sendiri seperti terbelah. Komentar Presiden Joko Widodo malah menyerahkan kasus itu ke Mahkamah Konsitusi, padahal kasus tidak ada, hanya berupa ocehan Ketua KPU yang rajin bermasalah.

Sebelumnya Hasyim terjerat kasus gratifikasi seks dengan Ketua Partai Republik Satu, Hasnaeni Moein, yang ingin partainya diloloskan dalam verifikasi. Hasnaeni bahkan dijanjikan partainya lolos presidential thresshold, sesuatu yang tak mungkin.

Baca Juga: Beri Gratifikasi Seks Bos KPU, Hasnaeni: Barangnya Masuk-lah!

Omongan dari Hasyim yang dibocorkan Hasnaeni lainnya juga membuat gaduh. Misalnya, Hasyim (menurut pengakuan Hasnaeni, menyebut pasangan presiden Ganjar Pranowo-Erik Thohir akan memenangi Pilpres 2024. Saat itu, bahkan pasangan Ganjar-Erik belum disebut-sebut.

Jika Jokowi tak tegas soal perlunya pemilu proporsional tertutup, maka Wapres Maruf Amin denngan jelas menyebut, “Pemerintah mendukung sistem pemilu proporsional terbuka. Kan sudah diputuskan.”

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!