Dinkes Kotawaringin Timur Catat Kasus DBD Alami Penurunan

FacebookWhatsAppXShare

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat mengalami tren penurunan dibanding tahun lalu.

“Alhamdulillah, sementara ini kasus DBD cukup signifikan turunnya, tetapi masyarakat kami imbau agar tetap waspada,” kata Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi di Sampit, Senin (21/4).

Ia menjelaskan kasus DBD biasanya meningkat pada musim hujan dan pancaroba, sehingga biasanya angka kasus DBD cukup tinggi menjelang pergantian tahun dan tahun baru yang bertepatan dengan siklus musim hujan umumnya di Indonesia.

Seperti yang terlihat pada data kasus DBD Kotim tahun lalu. Pada 2024 tercatat total 292 kasus DBD di Kotim, jumlah kasus tertinggi terjadi pada Januari sebanyak 150 kasus, disusul Februari 44 kasus dan Maret 38 kasus.

Sementara, 2025 ini laporan kasus DBD pada Januari, Februari hingga Maret masing-masing hanya satu kasus. Artinya, terjadi penurunan yang signifikan dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

“Biasanya DBD ini ada siklus 5 tahunan, jadi kalau terjadi kasus yang tinggi maka tahun berikutnya agak turun. Meski belum diketahui penyebabnya, tapi siklus ini menuntut kesiapan kita semua agar bisa melakukan antisipasi,” ujarnya.

Ia juga menyebut DBD merupakan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, pihaknya dari bidang kesehatan hanya bisa memberikan imbauan dan pencegahan melalui fogging atau pembagian bubuk abate, tetapi yang memiliki peran utama itu justru masyarakat.

Terlebih, menurutnya manfaat fogging hanya sementara dan tidak menutup kemungkinan telah terjadi resistensi nyamuk terhadap insektisida yang terkandung dalam fogging, sehingga tidak lagi efektif.

Cara terbaik menekan kasus DBD adalah mencegah peningkatan populasi nyamuk aedes aegypti dengan membersihkan atau memusnahkan semua tempat yang berpotensi menampung air atau tergenang, seperti sampah botol atau ban bekas.

“Lakukan 3M+ (Menguras, Menutup, dan Mengubur) serta berbagai kegiatan tambahan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sepekan sekali untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD,” demikian Umar.*

 

 

Sumber: ANTARA

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *