Nasional

Dikepung 2 Kampus dengan Mahasiswa Terbesar di Indonesia, Pamulang Macet

KABARKALIMANTAN1, Tangsel – Keluhan warga Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya tak terbendung. Mereka membuat petisi terkait kemacetan luar biasa di wilayah yang dikepung 2 kampus dengan jumlah mahasiswa terbesar di Indonesia itu.

Aplikasi Universitas123 menyebut, 2 kampus dengan jumlah mahasiswa terbesar di Indonesia, nomor 1 dan 2 ditempati Universitas Terbuka (lokasi Pondok Cabe, Pamulang) dan Universitas Pamulang. UT punya 1,2 juta mahasiswa, Unnpam 82 ribu. Keduanya berada di kelurahan Pamulang, Tangsel.

H. Darsono, Ketua Yayasan Sasmita Jaya (pemilik Unpam), pada acara Dies Natalis ke-21, menyebut jumlah mahasiswanya saat ini 82 ribu orang. “Dengan 82 ribu mahasiswa dan 58 ribu alumni, tersebar di berbagai profesi, kami ingin memberi pelayanan terbaik, terutama bagi masyarakat marjinal di Tangsel,” ujar Darsono.

Meski sudah berakreditasi B, Unpam yang dipimpin Rektor Nurzaman ini tetap memasang harga SPP ringan, demi menolong mahasiswa dengan kondisi ekonomi terbatas. Komitmen mulia itu tak ayal membuat banyak siswa ingin kuliah di Unpam. Maka, kemacetan adalah salah satu imbasnya.

Kemacetan parah biasa terjadi pada aktivitas perkuliahan, saat Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa), atau wisuda di Gedung Unpam 2 yang berlokasi di Jalan Puspiptek. Saking banyaknya mahasiswa baru dan/atau wisudawan, kegiatan bisa dilakukan dalam beberapa gelombang.

Kemacetan itu memicu reaksi warga. Selain membuat petisi online, mereka juga mengunggah kemacetan ke media sosial. Tujuannya, agar Pemkot Tangsel, petinggi Unpam, dan pihak terkait, mencarikan solusi guna mengurai kemacetan.

“Dari Gedung Unpam 1 di bundaran Polsek, hingga Gedung Unpam 2 di wilayah Puspitek, kemacetan memang jadi rutin. Tadinya hanya saat ada wisuda saja, sekarang tiap hari,” keluh Hasan Basri, warga Jl Abiasa, Pondok Benda, Pamulang.

Warga lainnya, Ari Wicaksono, juga mengeluhkan hal serupa. Sehari-hari dia terpaksa melewati kemacetan jalan Pamulang-Ciputat untuk bisa bekerja di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

“Banyak penyebab macet. Ruas jalan yang sempit, truk pengangkut tanah/pasir masih beroperasi saat jam berangkat kerja, juga aktivitas orangtua mengantar anak ke sekolah dengan kendaraan pribadi, ikut bikin macet,” kata Ari.

“Macet dari arah Cluster Paradise Serpong, sulit bergerak. Ke depan POM bensin depan Unpam, ditempuh selama 45 menit. Anak-anak telat sekolah, suami telat masuk kantor. Pernah ada 2 ambulans tak bisa bergerak, bagaimana tuh pasiennya?” timpal Izul Perdana, warga lain.

Dia berharap Pemkot Tangsel bisa menyediakan transportasi umum yang baik dan terintegrasi dengan DKI Jakarta. Soalnya, banyak warga Tangsel bekerja di ibu kota. “Kota yang maju dilihat dari terkoneksinya kendaraan umum dengan baik. Ada rasa nyaman tapi ekonomis. Akses pedestrian juga layak,” kata Ari.

Ubah Jam Kuliah

Berdasarkan pantauan redaksi, ruas jalan didominasi motor dan mobil pribadi. Di sisi lain, kendaraan umum belum bisa diandalkan. Satu-satunya transportasi umum yang beroperasi di wilayah itu hanya angkot. Itu pun tak banyak.

Jumlah angkot yang melintas selama satu jam tak lebih dari hitungan jari. Belum ada ¬transportasi umum yang terintegrasi di wilayah ini, padahal mobilitas masyarakat tinggi. Banyaknya gang dan persimpangan kecil di sepanjang jalan ikut menambah titik kemacetan.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel, Arif Afwan Taufan, mengakui pihaknya bersama instansi terkait, telah melakukan rapat terbatas perihal kemacetan tersebut.

Dishub, kepolisian, dan pihak kampus menilai persoalan pertama adalah soal pengaturan parkir, baik yang berada di gedung Unpam, ataupun yang berada di luar gedung.

“Lahan parkir ada 7 lantai, kapasitas parkir motor di 5 lantai sejumlah 15.000 motor dan mobil terkapling di 3 lantai. Tapi banyak area parkir liar. Aktivitas pagi ada 5.500 mahasiswa, banyak yang menitipkan motor di area parkir liar,” papar Arif Taufan.

Taufan juga meminta Unpam memutakhirkan data analisis dampak lalu lintas (Andalalin), beserta izin parkir di tempat khusus. “Review kembali Andalalin tahun 2014. Kan sudah banyak pengembangan kampus, mahasiswa pun bertambah,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Dicky Dwi Priambudi, mengungkapkan pihaknya membuat sejumlah langkah. Salah satunya, dengan menerjunkan personel, untuk membantu mengurai kemacetan parah. Memang belum jadi solusi yang terintegrasi.

Namun Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mulai merespons petisi yang meminta agar Universitas Pamulang (Unpam) membangun jembatan penyebrangan orang (JPO) untuk menimalisir kemacetan. Ia sudah berkomunikasi dengan beberapa kampus dan sekolah.

“Kemarin sudah dibahas di rapat pimpinan dengan beberapa kampus an sekolah. Salah satu upayanya, menyesuaikan jam masuk supaya nggak bentrok dengan jam orang kerja,” kata Pilar.

“Unpam punya 20 ribu mahasiswa baru. Saya sudah sempat WA sama Pak Rektor, semoga segera bisa diskusi. Rektor UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat juga. Semoga kemmacetan di Tangsel bisa diurai lewat penyesuaian jam masuk kuliah.”

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!