Buntut Ricuh Final, FAT Meradang dan AFC-FIFA Bereaksi

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Bangkok – Buntut pada final sepak bola SEA Games 2023 antara Indonesia vs Thailand, memicu AFC dan FIFA bereaksi, termaasuk kemungkinan menjatuhkan sanksi. Sepak bola Thailand sendiri meradang karena efek berantai kasus itu.

“AFC kecewa dengan insiden yang tidak tertib pada final sepak bola SEA Games. AFC menggaris-bawahi pentingnya permainan yang adil, saling menghormati, sportif, dan siap mengambil sikap tanpa toleransi atas semua tindakan kekerasan semacam itu,” tulis pernyataan resmi AFC.

Lantaran ada nuanca ancaman, maka kemungkinan jatunya sanksi bisa diterima federasi sepak bola Indonesia (PSSI) dan Thailand (FAT) dari AFC. Peluang terbesar, sanksi berupa denda.

Sementara untuk pemain dan ofisial yang terbukti melakukan tindakan kekerasan di laga final SEA Games 2023, kemungkinan besar mereka akan mendapatkan larangan bermain (untuk sang pemain) dan mendampingi tim bagi ofisial. Larangan itu berlaku di seluruh laga internasional di bawah AFC.

Terpisah, Presiden FIFA Gianni Infantino pun mengecam keras keributan yang terjadi pada final SEA Games 2023 Indonesia vs Thailand, di saat sepak bola ASEAN tengah berkembang.

“Sepak bola Asia Tenggara memiliki potensi untuk berkembang secara baik dan luas, tetapi pada akhirnya terganggu masalah kekerasan, hal yang berhubungan dengan sepak bola, dan masalah sosial lainnya,” ucap Infantino dikutip dari The Thao 247.

Tuduh Ramadhan

Media Thailand rata-rata menyebut striker Indonesia Ramadhan Sananta sebagai biang kerok keributan lawan Indonesia di final SEA Games 2023, Selasa (16/5).

Berdasarkan cuplikan video yang beredar di media sosial, Thairath mengklaim selebrasi Sananta di menit-menit akhir babak kedua jadi pemicu kekesalan kubu Thailand.

“Dari bukti berbagai klip yang dibagikan netizen, penyebab keributan itu ketika Ramadhan Sananta striker Indonesia nomor 9, berlari untuk merayakan kemenangan sebelum perpanjangan waktu,” tulis Thairath.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah mengetahui hal ini. Tapi menurutnya: “Kesalahan Ramadhan tidak terlalu fatal sebab batas yang dilanggar hanya sedikit, dan tak menimbulkan insiden.”

Sementara dari rekaman video pula tampak selebrasi kubu Thailand benar-benar di depan bench bahkan melebihi, serta diikuti dengan dorongan yang memicu perkelahian massal.

Ditambah dengan perilaku kasar pemain Thailand, Jonathan Khemdee, saat maupun seusai bertanding (dan bahkan saat pengalungan medali), wajar diyakini sanksi lebih berat akan diterima kubu Thailand.

Perilaku Jonathan yang merebut boneka maskot SEA Games dan melemparkan medali perak ke arah tribun, malah memicu masalah lain. Rakyat Kamboja membencinya. “Dia sungguh telah menghina kami rakyat Kamboja sebagai tuan rumah penyelanggara,” ujar Le Anh Do, warga Phnom Penh.

“Disini tak ada tempat buat pemain model begitu, tak punya adab. Andai bermain bagus sekalipun, tidak,” imbuh Erick Thohir, terpisah.

Umumkan Pensiun

Jonathan Khemdee sendiri akhirnya mengumumkan pensiun dari timnas Thailand. Pria yang berkewarga-negaraan ganda Thailand-Denmark, sempat merilis pengumuman pensiun dari Timnas Thailand usai laga final SEA Games 2023.

Pengumuman tersebut disampaikan Khemdee melalui unggahan di akun Instagram-nya, Selasa (16/5). “Pertandingan ini akan menjadi yang terakhir bagi saya di tim nasional Thailand,” tulis Khemdee.

“Jonathan Khemdee tidak mungkin berhenti bermain untuk timnas Thailand. Dia hanya ingin memotivasi rekan satu tim,” komentar Issara Sritaro dikutip dari Thairath.

Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT), Somyot Poompanmuang di Bongda24h menimpali, “Jonathan mungkin hanya ingin memotivasi seluruh tim. Namun, jika dia benar-benar ingin mundur dari timnas, FAT menghormati. Itu hak pemain untuk menentukan nasib sendiri.”

Tuntutan Mundur

Terkait kegagalan Thailand meraih medali emas SEA Games 2023, Somyot juga meminta maaf kepada para penggemar. Tak lupa, ia juga mengingatkan para pemain muda untuk tenang dan tidak bertindak gegabah hingga menimbulkan kesialan.

Efek domino insiden itu lumayan panjang. “Yuttana Yimkarun alias Big Yim mengundurkan diri dari jabatan direktur timnas Thailand U23,” tulis media Thailand Khaosod melaporkan.

Surat pengunduran diri telah dikirimkan kepada Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand tertanggal 18 Mei. Dalam surat tersebut Yimkarun menuliskan bahwa insiden keributan Indonesia vs Thailand dianggap sebagai citra buruk bagi sepak bola internasional.

“Saya sebagai manajer harus bertanggung jawab mengendalikan tim saat bertanding. Karena itu saya meminta izin untuk mengundurkan diri dari manajer tim, efektif mulai hari ini dan seterusnya,” tulis Khaosod menambahkan.

Somyot juga dimintai tanggung jawab berupa pengunduran diri dari jabatan sebagai Presiden FAT. Menurut laporan Thairath, Pejabat Wakil Perdama Menteri Thailand, Prawit Wongsuwan meminta Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) untuk bertanggung jawab. “Somyot harus mundur dari FAT,” kata Prawit.

“Ya, saya tahu dan saya siap bertanggung jawab dengan mundur dari posisi saya di FAT. Segera, secepatnya,” komentar Somyot.

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *