KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Banyak hasil lembaga survei yang dinilai janggal, dilabeli sebagai akrobat politik oleh Sukirman Purwoatmojo, relawan Garda Nasional Anies (Garnies). Meski tak melanggar hukum, namun Sukirman menilai hasil-hasil survei itu menyesatkan.
“Memang lembaga survei itu tidak melanggar hukum, namun hasil yang dirilis berpotensi menyesatkan, terutama bagi pemilih baru atau pemilih yang kurang melek media,” ujar Sukirman saat diwawancarai redaksi lewat ponsel, Senin (7/11/2022).
Sukirman paham, momen menjelang Pilpres, Pilgub, Pilkada atau sejenisnya memang momentum terbaik bagi lembaga survei. Tentu saja semua lembaga itu akan bilang jika mereka objektif, namun masyarakat yang melek politik tahu, seperti apa motifnya dan bagaimana fakta di lapangan.
“Ada tokoh presiden perempuan yang pernyataannya sering menyakiti hati rakyat, sering mematikan mikropon wakil rakyat, elektabilitasnya naik. Prestasi tidak ada. Dulu di Pilgub DKI, Ahok dimenangkan 95 persen lembaga survei, hasilnya kalah. Saya nggak tahu, ada bohirnya atau tidak? Mereka Kecewa atau tidak?” papar Sukirman.
Terlepas dari analasisa Sukirman, hasil survei Indekstat Research and Data Science mencatat elektabilitas calon presiden (capres) menempatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul dibanding nama-nama lain.
Ganjar unggul baik dalam survei elektabilitas capres terbuka maupun tertutup. Dalam survei terbuka, Ganjar unggul dengan elektabilitas mencapai 16,5 persen. Di bawahnya ada Prabowo Subianto dengan 11,6 persen dan Anies Baswedan dengan 9,9 persen.
“Siapa capres yang dipilih, Ganjar di angka 16,5 persen persen, Prabowo 11,6 persen, dan kemudian Anies di angka 9,9 persen. Itu 3 besarnya,” kata Deputi Eksekutive Director Indekstat, Rikola Fedri, di Jakarta, Minggu (6/11).
Di bawah ke-3 Capres itu, ada nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas mencapai 2,3 persen. Sedangkan di posisi ke-5 ada politikus PDIP Puan Maharani mencapai 1,6 persen.
Puan mengungguli nama-nama popular lain seperti Sandiaga Uno dengan 1,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 1,2 persen, Andika Perkasa 0,8 persen, hingga Airlangga Hartarto 0,1 persen.
Sandiaga Cawapres No. 1
Namun dalam survei Cawapres, Sandiaga Uno yang unggul versi Indekstat. Politikus Partai Gerindra ini mengalahkan beberapa nama potensial lain seperti Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Andika Perkasa, hingga Khofifah Indar Parawansa.
Dalam rilis survei cawapres terbuka, Sandi unggul dengan elektabilitas mencapai 10,1 persen. Ia melampaui Anies di posisi kedua dengan elektabilitas 9,6 persen, RK 9,5 persen, dan AHY dengan 6,8 persen, hingga Andika dengan 3,1 persen di posisi kesembilan.
“Di sini ada Sandiaga Uno 10,1 persen, kemudian Anies 9,6 persen, RK di 9,5 persen. AHY di angka 6,8 persen kemudian ganjar 6,3 persen,” kata Deputy Executive Director Indekstat, Rikola Fedri dalam paparannya.
Sandi juga unggul dalam survei nama-nama cawapres potensial yang dilakukan secara tertutup atau ditentukan. Elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu mencapai 14,3 persen.
Dia masih mengalahkan RK di posisi kedua dengan 13,7 persen, Anies 12,7 persen, AHY 9,8 persen, dan Ganjar di posisi kelima dengan 8,4 persen.
Di bawahnya masing-masing ada nama Khofifah dengan 5,8 persen, Cak Imin 5 persen, Andika Perkasa 4,5 persen, Erick Thohir 4,5 persen, Puan Maharani 3,9 persen, hingga Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf al-Jufri dengan 0,1 persen.
“Ini cawapres tertutup, Sandiaga Uno di angka 14,3 persen, kemudian RK 13,7 persen, Anies di 12,7 persen,” kata Rikola.
Survei Indekstat dilakukan pada 10-19 Oktober, dengan wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden berusia di atas 17 tahun atau telah menikah. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,8 persen.
