Nasional

Baliho Puan vs Kaesang, Ambisi Disaingi Roti

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pemasangan baliho Puan Maharani yang digadang-gadang menjadi penerus Megawati Soekarnoputri, kini gencar dilakukan di seluruh Indonesia. Baliho yang dinilai sebagai bagian dari ambisi menuju Pilpres 2024, kini disaingi baliho Kaesang Pangarep.

Baliho raksasa putra Presiden Joko Widodo itu juga dipasang di berbagai kota, bahkan kota yang bukan wilayah PDIP – partai yang menaungi Puan maupun Keluarga Kaesang. Pada baliho Kaesang juga tertulis kalimat provokatif: “Saya siap untuk RI 1”.

Jika dibenturkan dengan “Kepak Sayap Kebhinnekaan” milik Puan, tentu bakal panas. Jangankan Kaesang yang ibarat bocah kemarin sore, bahkan Ganjar Pranowo saja dipaksa mundur dengan cara yang terbilang kasar untuk ukuran komunikasi politik.

Semua tahu, tokoh tenar PDIP yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah, itu sebenarnya juga berambisi menjadi Capres pada 2024. Popularitasnya juga jauh lebih bagus dibanding Puan. Namun tanpa restu Megawati, maka PDIP takkan mengusungnya.

Lantas, apakah Kaesang juga berani bersikap seperti Ganjar? Ternyata, baliho Kaesang tak berurusan dengan politik. Melalui akun Instagram resmi Kaesang @kaesangp pada Selasa (17/8), ia menjelaskan jika baliho itu rupanya promosi untuk produk makanan.

Pada Rabu (18/8/2021), Kaesang mem-posting baliho dirinya yang tengah memegang roti. Ada juga tulisan Saya Siap untuk RI 1 di baliho tersebut. “Baliho dimana-mana untuk promosi PT Roti Indonesia Satu alias RI 1,” tulis Kaesang di akunnya.

Tetap Terseok

Puan boleh merasa lega. Namun soal efektivitas pemasangan balihonya yang gencar, bukannya panen dukungan, justru banyak kritikan. Apalagi biaya pemasangan baliho itu mahal. Di tengah masa pandemi, obral biaya kampanye dianggap kurang menunjukkan kepedulian. Warganet di berbagai platform media sosial, lantang bicara soal ini.

Pada hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), terungkap jika promosi baliho yang dilakukan beberapa tokoh politik untuk promosi Pilpres 2024, faktanya kurang efektif. Puan Maharani bahkan terseok di posisi paling bawah setelah Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menilai pemasangan baliho oleh para politikus di tengah pandemi Covid-19 gagal mengerek elektabilitas. “Pemasangan baliho belum efektif atau belum dikenali publik sebagai upaya mempromosikan diri,” kata Dedi, Sabtu (14/8/2021).

Ia membandingkan tingkat elektabilitas politikus dan pejabat yang rajin memasang baliho, dengan yang tidak. Menteri BUMN, Erick Thohir, mengalami peningkatan elektabilitas dari 0,2 persen pada April lalu menjadi 4,7 persen berdasarkan hasil survei IPO terbaru.

Erick tidak mempromosikan diri lewat baliho. “Dia melakukan program populis, tanpa harus pasang baliho, tapi mempunyai elektabilitas yang progresif,” lanjut Dedi.

Dalam survei Charta Politika, Puan Maharani dan Airlangga Hartarto di urutan terbawah elektabilitas 10 tokoh calon presiden atau Capres 2024. “Puan 1,4 persen, Airlangga 1 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam paparannya mengenai peta elektoral survei, Kamis (12/8/2021).

Menurut Yunarto, banyaknya atribut berupa baliho maupun billboard tidak berkorelasi linier terhadap tingkat elektabilitas. Pada simulasi 10 nama, Yunarto menyebut nama Ganjar Pranowo mendapat elektabilitas tertinggi dengan 20,6 persen, diikuti nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dengan 17,8 persen.

Sementara itu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 17,5 persen. Lalu Menteri Pariwisata Sandiaga Uno 7,7 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 7,2 persen. Setelah itu ada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, di urutan keenam dengan elektabilitas 4,2 persen, disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 3,6 persen, dan Menteri BUMN Erick Thohir 1,8 persen.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top