KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berencana memisahkan antara Shin Tae-yong akan fokus menangani timnas U-23 setelah SEA Games 2023 dan timnas senior karena kontraknya masih berlanjut hingga Desember 2023. Sementara untuk tim kelompok umur lain bakal dicarikan sosok baru.
Pelatih yang bertanggung jawab untuk timnas Indonesia muda dan senior bakal berbeda. Shin Tae-yong akan fokus menangani timnas U23 setelah SEA Games 2023 dan timnas senior. Hal itu ditegaskan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Jumat (28/4/2023).
Dalam sesi jumpa pers di GBK Arena, Senayan, Jakarta itu, Erick tak secara jelas menyebut perpanjangan kontrak STY. Seperti diketahui, kontrak pelatih asal Korsel itu masih berlanjut hingga Desember 2023.
“Untuk timnas yang muda-muda, seperti U20, PSSI akan cari pelatih lain supaya fokus, jangan semua borongan seperti selama ini. Shin Tae-yong juga senang. Saya usulkan cari alternatif juga agar pelatih dapat bersinergi dengan timnas, klub, dan jajaran usia mudanya,” papar Erick.
Sementara timnas U16 dan U17, tak menutup kemungkinan bakal kembali di bawah tanggung jawab Bima Sakti. Menurut Erick, saat ini PSSI sedang menyiapkan program kejutan untuk para pelatih dan timnas.
“Kami sedang siapkan program, nanti ada kejutan pada 28 Mei 2023. Tapi tidak buru-buru dirilis karena belum teken. Program-program ini berkesinambungan, termasuk dengan pelatih-pelatih lain,” tutur Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
“Mimpi saya ke depan, antara pelatih senior dan muda harus punya karakter main yang sama, jadi Indonesia punya gaya. Bukan ganti pelatih, ganti permainan, pemain juga bingung,” kata Erick menambahkan.
Erick ingin hal tersebut menjadi standardisasi baru dan formula dari para pelatih nantinya, agar semua level timnas mempunyai satu gaya yang sama. Memang itu tak dapat dicapai dalam waktu singkat. Perlu agenda terprogram.
Sebelumnya, PSSI kerap menugaskan satu pelatih untuk memimpin banyak kelompok umur tim nasional. Contohnya adalah Shin Tae-yong yang ditugaskan melatih timnas U20, U23, dan senior. Program di era Ketum Mochamad Iriawan alias Iwan Bule itu dinilai tidak efektif dalam proyek jangka panjang bagi para pemain usia muda.
Libatkan Klub Besar atau Federasi
Melihat sepak terjang Erick di pentas sepak bola internasional, redaksi memprediksi program itu bisa berupa 2 sasaran: pelatihan untuk pelatih dan penggemblengan timnas di berbagai level, dengan melibatkan klub besar atau federasi negara besar.
Sebelumnya Indonesia pernah memiliki program timnas Primavera dan Baretti di Italia, dengan pelatih kepala Romano Matte. Lalu jaug sebelumnya ada pula Joao Barbatana yang mengelola timnas dengan aroma Brasil.
Saat ditanya apakah ini berarti kontrak STY diperpanjang, Erick enggan menjawab. Di Indonesia, ada pro kontra perpanjangan kontrak STY. Ada usulan PSSI mengontrak Park Hang-seo eks pelatih Vietnam atau Mano Polking yang membidani Timnas Thailand.
Di tangan STY, memang belum ada gelar besar yang diberikan. Namun begitu, ada sisi positif dari timnas di bawah kepelatihannya. Setidaknya, peringkat FIFA Indonesia membaik dari 174 menjadi kini 149. Tidak mudah mudah untuk mencapai itu.
Selain hal itu, mental bertanding para pemain pun lebih baik. Melawan Vietnam dan Thailand, tak lagi inferior. Beberapa pemain juga beredar di luar negeri, baik berkat polesannya secara lanngsung, atau koneksi STY.
Terpisah, sembari mendadani timnas, Erick juga memastikan pembentukan Satgas Pengawasan Keuangan dan Pengaturan Skor. Menurut Erick, ini bukan bentuk intervensi pemerintah mensikpun Presiden Joko Widodo menyatakan mendukung langkah Erick.
Hal tersebut disampaikan presiden saat Erick menghadap Jokowi selaku menteri. Di sela kesempatan, ia juga membahas PSSI. “Pak Presiden mendukung pembentukan 2 Satgas dimaksud,” ujarnya.