Pertahankan Sikap, Nasib Onana dan Gundogan Berbeda

KABARKALIMANTAN1, Doha – Kiper Kamerun, Andre Onana, dan gelandang Jerman, Ilkay Gundogan, sama-sama sedang mempertahankan sikap. Namun nasib mereka berbeda. Onana tak seberuntung Gundogan.

Gundogan tak bersinggungan dengan aspek teknik sepak bola, namun terlibat perbedaan prinsip dengan tim Jerman terkait LGBT. Tim Panser itu mendukung gerakan One Love milik komunitas LGBT yang meminta persamaan hak di Piala Dunia 2022 Qatar.

Qatar sendiri sebagaui negara Islam, jelas menolak mengakomodasi kampanye LGBT. Dalam Islam, perilaku seks menyimpang dianggap sesat, begitu pula dalam aturan agama lain. Namun umumnya negara Islam lebih tak mau berkompromi pada kelompok LGBT.

“Kini saya hanya fokus ke sepak bola, bukan permasalahan politik di Piala Dunia 2022. Taka da lagi pesan politik yang harus kami bawa. Fokus saja untuk lolos ke babak 16 besar,” ujar gelandang Manchester City tersebut.

Jerman mengawali pertandingan Piala Dunia 2022 melawan Jepang dengan gestur menutup mulut sebagai protes terhadap kebijakan FIFA yang melarang penggunaan ban kapten OneLove simbol LGBT.

“Jujur, dari sudut pandang saya, Qatar sangat bangga jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan juga sebagai negara muslim pertama yang menjadi tuan rumah. Saya berasal dari keluarga Muslim, ikut bangga. Sekarang hanya tentang bola, nikmati dan rayakan,” kata Gundogan di Telegraph.

Federasi sepakbola Jerman (DFB) sebelumnya menjelaskan gestur itu merupakan ide dari tim. Menurut Gundogan, hanya sedikit pemain Jerman yang merasa marah dengan keputusan FIFA tersebut, sehingga mereka melakukan aksi tutup mulut.

“Tapi baguslah, ban kapten OneLove dianulir sebelum pertandingan melawan Jepang. Beberapa pemain kecewa dan frustrasi. Mereka berdiskusi, lalu diputuskan kami akan melakukan gerakan menutup mulut untuk melawan FIFA. Jika Anda melakukan sesuatu, Anda melakukannya sebagai sebuah tim.”

Dipaksa Ubah Gaya

Sedangkan kasus Andre Onana lain lagi. Ia bisa absen di sisa pertandingan Piala Dunia 2022. Penjaga gawang Inter Milan itu diskors pelatih Rigobert Song dan Federasi Sepak bola Kamerun, hingga waktu yang tidak ditentukan karena masalah indisipliner.

Onana sudah menghilang dari skuat The Indomitable Lions sejak laga melawan Serbia, Senin (28/11). Dalam pernyataan resminya, Onana tidak masuk skuat karena masalah indisipliner.

Belakangan, diketahui bahwa Onana tidak masuk skuat karena terlibat perselisihan dengan pelatih. Song meminta Onana mengubah gaya bermainnya yang penuh risiko. Onana menolak.

Kamerun sendiri setidaknya akan menjalani satu pertandingan lagi, yakni menghadapi Brasil pada Sabtu (3/12). Andai menang, mereka melangkah ke babak 16 besar.

Kamerun tidak bisa memanggil penjaga gawang pengganti Onana. Pasalnya, seluruh tim peserta Piala Dunia 2022 hanya punya waktu hingga 24 jam sebelum laga perdana untuk mengubah personelnya. Kamerun pun terpaksa menjalani sisa Piala Dunia 2022 dengan 2 kiper, yaitu David Epassy (29) dan Simon Ngapandouetnbu (19).

Epassy nampaknya bakal menjadi pilihan utama Song untuk laga melawan Brasil. Pasalnya, Epassy lebih pengalaman. Epassy punya 6 caps, Ngapandouetnbu belum menjalani debut internasionalnya.

Rigobert Song mengaku masih bisa menerima Andre Onana kembali ke skuad jelang laga terakhir lawan Brasil. Syaratnya, mau mengubah gaya bermain. Ia dinilai terlalu sering maju menjadi sweeper, sebab skill-nya memang bagus. Tapi bahaya jika ada serangan balik.

“Untuk sementara waktu, saya masih harus menunggu dan melihat apakah ia akan tetap bersama kami. Tergantung pada dirinya sedniri. Dia harus menghormati aturan untuk membuka kemungkinan kembali ke skuad,” kata Song di ESPN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *