5 Pemain “Dihabisi” STY, Hugo Samir Justru Dipuji

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Banyak melakukan kesalahan fatal, Timnas Indonesia kalah 1-2 dari Selandia Baru di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (19/2/2023). Setidaknya 5 pemain “dihabisi” Shin Tae-yong (STY), tapi ada yang dipuji.

Yang pertama disemprot oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut adalah Robi Darwis. Pemain Persib ini dimarahi STY karena beberapa kali membuat kesalahan fatal. Di babak kedua ia diganti.

Pemain selanjutnya Alfriyanto Nico. Bek sayap Persija ini ditegur dengan suara lantang saat ada jeda. Kebetulan Nico menyambangi bench pemain untuk minum. Ini tak disia-siakan Shin.

Pemain ke-3, Resa Aditya. Pemain berposisi gelandang serang ini punya beberapa peluang, tapi gagal memanfaatkannya. Beberapa umpan Resa juga tidak tepat sasaran.

Pada babak kedua giliran Achmad Maulana yang dikoreksi langsung Shin Tae-yong. Tepatnya pada menit ke-10 Achmad dipanggil menepi oleh Shin dan dikoreksi caranya bergerak setelah mengumpan.

Terakhir adalah Ferdiansyah. Pemain yang baru masuk pada babak kedua dan berposisi sebagai winger ini diteriaki keras Shin karena beberapa umpan silangnya tak tepat sasaran.

Spirit Hugo

Tapi di antara amarah STY dan cacian netizen, ternyata banyak yang memuji Hugo Samir, putra Jaksen F. Tiago, eks pemain dan pelatih yang menetap di Indonesia. Hugo Samir diturunkan STY pada babak kedua.

Meski masuk terlambat, namun kehadiran Hugo Samir mampu mengubah permainan Indonesia menjadi lebih menggigit. Spirit tempur dia sangat memberi dampak positif. Semangat pemain lain terpacu.

“Hugo Samir telat dimasukin,” ucap seorang netizen.
“Hugo Samir boleh lah main dari awal-awal besok-besok,” ucap netizen lainnya.
“Hugo Samir ngeri daya juangnya,” ucap seorang warganet.
“Hugo Samir seperti biasa pas dia masuk determinasi tim langsung kenceng, eksplosif gaya mainnya,” kata netizen lainnya.
“Hugo Samir ini gaya sprintnya mengingatkan ketika bapaknya [Jacksen F Tiago] masih jadi striker Petrokimia dan Persebaya jaman dulu,” ucap netizen lainnya.

Mungkin STY perlu mendengarkan masukan netizen. Tentu saja dia tetap jadi penentunya. Bukti nyata, begitu Hudo tampil, permainan jauh lebih hidup.

Hugo tak hanya datang berbekal nama besar ayahnya. Ia juga harus berkompetisi, lalu dijaring timnas. Saat berkompetisi pun tak mudah, bahkan keras. Tenaga dan emosi dikuras. Ia bahkan sempat ditahuhi sanksi berat oleh PSSI.

Hugo Samir disebut menendang perangkat pertandingan saat pertandingan Elite Pro Academy Liga U18 antara Bhayangkara Vs Persebaya pada 28 Oktober 2021.

” Larangan bermain dan memasuki lapangan selama 12 Bulan dan Denda Rp 5 juta,”  tulis Komdis.  Kericuhan memang terjadi selepas pertandingan dimenangkan Persebaya dengan skor 3-2.

Kini ia telah belajar mengendalikan diri. Daripada dapat caci maki pelatih dan netizen, tentu lebih baik dipuji karena prestasi.

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *