BISNIS

46 Wisatawan Mancanegara Kagumi Stasiun Riset Bekantan di Kalsel

KABAR KALIMANTAN1, Banjarmasin – Sebanyak 46 wisatawan mancanegara yang menumpangi kapal pesiar Coral Geographer Australia mengagumi Stasiun Riset Bekantan yang dikelola Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) foundation di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Kami sangat senang dan bersyukur telah kedatangan 46 wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti Australia, Swiss dan Amerika Serikat yang semuanya kagum apa yang mereka lihat di Stasiun Riset Bekantan,” kata Dr. Amalia Rezeki, founder SBI foundation yang menyambut kedatangan puluhan turis asing itu, Selasa (7/1).

Stasiun Riset Bekantan yang juga merupakan kawasan destinasi Site 8 Rute Barat Geopark Meratus telah menarik wisatawan minat khusus yang peduli dengan lingkungan dan satwa liar.

Menurut Amel, sebutan akrab dosen Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), wisatawan sangat tertarik dan menghargai dengan cerita tentang perjuangan SBI dalam upaya pelestarian bekantan dan memulihkan ekosistem lahan basah di kawasan Pulau Curiak.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Oswald Huma, Executive Director at Signature Papua Tours and Travel yang mendampingi wisatawan kapal pesiar Coral Geographer.

Dia mengaku terkesan dengan pengelolaan kawasan Pulau Curiak karena upaya Sahabat Bekantan Indonesia dalam menyelamatkan bekantan dan pemulihan ekosistemnya dilakukan dengan baik.

Hal inipun menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan minat khusus yang berkunjung.

“Saya sebagai orang tours and travel sangat berminat menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata minat khusus secara berkelanjutan,” ucapnya.

Sementara peneliti senior orangutan Dr. Gary L.Shapiro selaku President and Co-Founder Orangutan Republic Foundation berkebangsaan Amerika Serikat dengan berbahasa Indonesia yang cukup fasih mengaku senang sekali bisa bertemu dengan orang-orang yang bekerja di Pulau Curiak dengan semangat yang kuat.

“Saya harap banyak orang yang akan datang dan support yayasan ini dan punya visi yg sama,” jelasnya.

Dr. Gary L. Shapiro adalah pakar terkemuka dalam konservasi orangutan dengan pengalaman lebih dari 50 tahun.

Pekerjaan pionirnya di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan dari tahun 1978 hingga 1981, meliputi pengajaran bahasa isyarat kepada orangutan pasca direhabilitasi di habitat aslinya.

Sedangkan Anne, guest lecture dari coral expedition mengatakan sangat terkesan atas kunjungannya kali ini di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak dan ia sangat menyayangkan waktunya terlalu pendek.

“I think this place is wonderful, it’s really inspirational what has been done in a really short time,” ucapnya.

Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Curiak diajak oleh Amel berjalan di trek titian ulin mengelilingi kawasan restorasi mangrove rambai (Sonneratia caseolaris) sambil mengamati perilaku bekantan serta satwa liar khas lahan basah lainnya.

Kemudian berkunjung ke green house pembibitan pohon mangrove, sekaligus diajak berpartisipasi menanam pohon mangrove.

 

 

Sumber: ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!