POLITIK

Yakin Prabowo Menang, Gerindra Sentil Anies tapi Dibalas Nyelekit

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Prabowo Subianto siap melibas Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, sembari memberi sentilan, yang dibalas kubu Anies dengan nyelekit.

Menurut Muzani, partainya sudah terbiasa untuk melakukan perlawanan total meski dengan popularitas yang rendah. Dia menegaskan, partai siap untuk membantu Prabowo melawan Anies di 2024.

“Kalau kemudian harus bertemu Anies, kami harus berjuang untuk memenangkan Pak Prabowo jadi Presiden,” kata Muzani di kompleks parlemen, Kamis (6/10/2022).

Pernyataan Muzani sekaligus merespons pernyataan Anies lewat sebuah video yang kembali diedarkan. Dalam video itu, Anies mengaku tak akan maju di Pilpres jika berhadapan dengan Prabowo.

Saat ditanya apakah Gerindra kecewa usai Anies bersedia dicalonkan Nasdem, Muzani mengaku telah memprediksi hal itu. “Dulu banyak yang mengingatkan, jika Anies dicalonkan maju di Pilgub DKI 2017 oleh Gerindra, Anies berpotensi akan melawan Prabowo,” katanya.

Di samping itu, Prabowo kata dia juga telah mengingatkan kepada kader, bahwa tak semua kebaikan partai akan dibalas dengan kebaikan yang sama. Prabowo memintai kader untuk melupakan kebaikan yang sudah diberikan partai termasuk lewat pencalonan Anies.

Beda Konteks

Merespos komentar Sekjjen Gerinda, Heriana, anggota Barisan Nasional Koalisi Anies Baswedan Bersatu (BNKAB), mengingatkan semua pihak tidak memelintir situasi.

“Pernyataan Pak Anies waktu itu disampaikan ketika beliau diwawancarai di kanal YouTube Kumparan, berkaitan dengan dugaan Anies akan mencalonkan diri di Pemilihan Presiden 2019. Bukan Pilpres 2024,” jelas Heriana, kakak kandung salah satu petinggi BNKAB, Fifi Hanafia.

Menurut Heriana yang dihubungi redaksi Jumat pagi, waktu itu Anies yang menjadi Gubernur DKI Jakarta memang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Sementara Prabowo diusung Gerindra untuk melawan Joko Widodo di Pilpres 2019.

“Pada saat itu ada beberapa yang datang kepada Pak Anies agar jadi poros ke-3. Ada Prabowo, Jokowi, dan Anies. Tapi Anies menolak dan memastikan takkan mengkhianati Prabowo. Maksudnya di Pilpres 2019,” lanjut Heriana yang menyesalkan munculnya narasi Anies tak bisa dipegang omongannya.

Ingat Janji Prabowo

Dalam konteks hari ini, siapapun bisa menilai sikap Anies dan juga Prabowo. Di kalangan netizen, banyak yang dulu pendukung Prabowo, kini menjauh setelah ia mau merapat ke kubu Jokowi dengan  jadi Menteri Pertahanan.

Soal ucapan dalam kampanye juga banyak diangkat. Betapa kala itu Prabowo berapi-api pidato tak mendukung impor sambil gebrak-gebrak podium, kini duduk manis meski impor di banyak bidang dilakukan.

“Jangan lupa pula janji Prabowo mau jemput Habib Rizieq kalau beliau pulang dari Arab Saudi. Boro-boro jemput, Habib dipenjara pun dia diam saja. Kalau yang pemimpin tidak bisa dipegang omongannya semua sudah tahu. Mungkin bawahnya tertular,” komentar Hendra Kurniawan, pentolan Relawan Anies-Sandi di Pilkada 2017.

Tapi Hendra senang dengan respons kubu Gerindra. “Ini membuktikan ada yang ketakutan. Padahal dalam survei-survei Pak Anies kan nomor 3. Nah masyarakat sadar kan? Coba deh lihat survei di Twitter, gratis tanpa bayar, Anies unggul 70 persen. Yang 30 persen buat Prabowo, Ganjar dan lain-lain,” lanjutnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!