Manca

Putin Mau Ditangkap, Medvedev Ancam Rudal Markas ICC. Bolton: ICC Tak Sah

KABARKALIMANTAN1, Moskow – Begitu mendengar Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin karena dianggap melakukan kejahatan perang di Ukraina, Dmitry Medvedev balik mengeluarkan ancaman keras.

Medvedev yang mantan Presiden Rusia itu menyebut bahwa negaranya tak ragu mengirimkan rudal hipersonik untuk menghancurkan markas ICC di Den Haag, Belanda.

Ancaman itu dilontarkan Medvedev usai ICC mengeluarkan perintah menangkap Putin. ICC mengeluarkan perintah penangkapan setelah mendapat laporan bahwa Rusia melakukan deportasi anak-anak Ukraina korban perang ke negaranya di luar ketentuan hukum internasional.

“Para hakim ICC bersemangat dengan sia-sia. Mereka bilang, berani dan siap melawan negara nuklir terbesar tanpa membahayakan ICC sendiri’ Tuan-tuan, semua orang berjalan di bawah kehendak Tuhan dan rudal,” ujar Medvedev dalam channel Telegram, seperti dikutip dari The Newsweek.

“Sangat mungkin untuk mengaktifkan penggunaan rudal hipersonik Onyx, yang ditembakkan dari kapal perang Rusia di Laut Utara, dengan target gedung pengadilan ICC di Den Haag,” ia menambahkan.

Medvedev juga mempertanyakan ICC sebagai badan peradilan yang dianggapnya tidak netral. “Pengadilan itu hanya organisasi internasional yang menyedihkan. Bukan populasi dari negara-negara NATO. Itu sebabnya mereka tidak akan memulai perang. Mereka takut,” tutur Medvedev.

“Tidak ada yang akan merasa kasihan pada mereka. Jadi, para hakim pengadilan, lihat baik-baik ke arah langit,” ujarnya lagi.

Sementara itu, ICC enggan memberikan tanggapan terkait komentar ancaman yang disampaikan Medvedev, seperti dilaporkan Newsweek. Sebelumnya, Kremlin menyatakan keputusan ICC yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin secara hukum batal.

Moskow tidak mengakui yurisdiksi pengadilan yang berbasis di Den Haag itu. “Rusia, seperti sejumlah negara lain, tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini. Dari sudut pandang hukum, keputusan ICC ini batal,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari AFP, Jumat lalu.

Rusia bukan anggota ICC. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan keputusan ICC tidak ada artinya bagi Rusia. “Rusia bukan pihak Statuta Roma Pengadilan Kriminal Internasional dan tidak memiliki kewajiban di bawahnya,” katanya di Telegram.

Hambat Solusi Diplomatik

Terpisah, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, menyebut ICC pada dasarnya tidak sah. Menurutnya, Amerika Serikat tidak perlu “bekerja sama” dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Saya percaya, Pengadilan Kriminal Internasional pada dasarnya tidak sah,” kata Bolton kepada Sky News. “Surat perintah penangkapan ICC bukan lah sesuatu yang harus didukung oleh Amerika Serikat.”

Bolton mengatakan Pengadilan ICC tidak sah karena merupakan pelaksanaan kekuasaan pemerintah dalam “ruang hampa”, tanpa kerangka konstitusional untuk menahannya. “Itu bahkan bisa jadi lembaga yang berbahaya,” ujarnya.

Eks Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa Bangsa ini khawatir surat perintah penangkapan ICC juga dapat menghambat negosiasi perdamaian di Ukraina.

“Saya pikir tindakan ICC pada saat ini berpotensi mengancam solusi diplomatik di Ukraina. Jika ingin bernegosiasi langsung (dengan Rusia), apakah menurut Anda surat perintah penangkapan Putin akan membuat negosiasi lebih lancar atau sebaliknya?” sentilnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!