Manca

Prancis Korban Susulan, Gazprom Rusia: Produk Kami, Aturan Kami

KABARKALIMANTAN1, Paris 
Balasan Rusia usai dijatuhi sanksi ekonomi Barat, memakan korban susulan. Raksasa energi Rusia, Gazprom, memotong aliran gas ke Prancis, justru saat jelang musim dingin.

Sebelumnya Rusia telah memotong pasokan gas ke Finlandia, Polandia, Bulgaria, Denmark, Belanda. Gazprom juga membantasi pasokannya ke Eropa yang dialiri melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman. Imbas lain, aliran gas ke Italia juga macet.

Peringatan keras dilontarkan Gazprom ke Eropa. Musim dingin tampaknya akan makin berat buat negara-negara benua biru itu menyesal telah mengganggu Negeri Beruang Merah.

Gazprom sendiri berdalih pengurangan pasokan terjadi karena masalah teknis. Perusahaan mengatakan masalah tersebut berasal dari keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada.

Austria dan Slovakia juga telah melaporkan pengurangan pasokan dari Rusia. Terakhir Prancis juga mengaku tak dialiri lagi oleh gas Rusia.

CEO Gazprom Alexei Miller mengatakan, “Negeri kami akan bermain dengan aturan sendiri. Produk kami, aturan kami,” kata Miller selama sesi panel di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, menurut The Moscow Times.

Prancis mengatakan pihaknya belum menerima pasokan gas dari Rusia. Hal ini terjadi saat negara itu sedang bersitegang dengan Moskow terkait perang Ukraina.

Operator jaringan gas Prancis GRTgaz mengatakan aliran gas ini terhenti sejak 15 Juni lalu. Meski begitu, pihaknya mengatakan cadangan gas tetap dalam situasi yang aman.

“Tidak ada risiko untuk pasokan Prancis saat ini, dengan cadangan pada kapasitas 56% dibandingkan dengan 50% pada bulan Juni,” ujar perusahaan itu dikutip AFP, Jumat (17/6/2022).

Prancis mendapatkan sekitar 17% gasnya dari jalur gas itu. Walau telah mendapatkan penjelasan dari Moskow, Paris menilai langkah ini merupakan langkah politis akibat dukungan Prancis terhadap Ukraina.

Selain Prancis, kemacetan pasokan ini juga dirasakan oleh Italia. Dalam laporan terbaru perusahaan energi Italia, Eni, Negeri Pizza itu hanya akan menerima pasokan gas sebesar 50% dari yang diminta.

Rusia mengatakan hal ini juga disebabkan oleh gangguan pipa Nord Stream 1. Meski begitu, Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi menyebut hal itu merupakan kebohongan.

“Kami diberitahu, bersifat teknis. Kami dan Jerman dan lainnya percaya bahwa ini adalah kebohongan,” ujarnya setelah berkunjung ke Ukraina.

Perang Rusia ke Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari. Hingga kini, belum ada tanda damai. Akibat serangan itu, Eropa termasuk Prancis ramai-ramai mengecam Rusia.

Melalui Uni Eropa, negara-negara itu memberikan sanksi. Rusia membalas dengan memangkas sebagian aliran gas ke negara Eropa pengimpor gas, justru saat sangat dibutuhkan di musim dingin.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!