KABARKALIMANTAN1, Banjarmasin – Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) menanam sebanyak 1.850 bibit pohon rambai (sejenis pohon buah-buahan) untuk mendukung program restorasi mangrove atau hutan bakau di pesisir laut dan sungai di provinsi itu.
“Penanaman dilakukan serentak hari ini oleh Bidang Humas Polda dan Seksi Humas Polres jajaran dengan sasaran untuk penghijauan lahan mangrove,” kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa’i di Banjarmasin, Jumat (13/10).
Bidang Humas Polda Kalsel penanaman dilakukan di sekitar kawasan Pulau Curiak di Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala yang dikelola oleh Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) foundation sebagai Stasiun Riset Bekantan dan ekosistem lahan basah.
Sebanyak 200 bibit rambai ditanam di sekitar Pulau Curiak yang meliputi tiga desa, yaitu Marabahan Baru, Anjir Serapat Muara, dan Anjir Serapat Muara 1.
Rifa’i menjelaskan dipilihnya Pulau Curiak itu karena menjadi tempat hidup bekantan yang merupakan maskot fauna Kalimantan Selatan dan dinyatakan sebagai spesies terancam punah.
“Jadi dengan pelestarian mangrove rambai berarti kita turut mendukung keberadaan bekantan agar tetap berkembang biak secara alami di alam,” kata Rifa’i.
Dia juga menyebutkan bahwa penanaman mangrove itu dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)
ke-72 Humas Polri.
Sementara Dr Amalia Rezeki, pendiri dan pengelola Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak menyampaikan terima kasih atas kepedulian Polda Kalsel yang telah melakukan penanaman bibit rambai.
Amel, sapaan akrabnya, mengakui mitigasi perubahan iklim termasuk pelestarian bekantan menjadi isu global sehingga sinergisitas dan kolaborasi sangatlah diperlukan.
Apalagi keberadaan bekantan menjadi spesies kunci di ekosistem lahan basah seperti hutan mangrove rambai di Pulau Curiak, yang berada di pesisir sungai Barito.
Karena itu dalam penyelamatan bekantan dibutuhkan pelestarian mangrove sebagai tempat hidupnya.
Hingga saat ini SBI sudah menanam lebih kurang lima hektare lahan mangrove rambai dari program wakaf lahan di Pulau Curiak.
“Alhamdulilah di Pulau Curiak kini dihuni 42 individu bekantan dari sebelumnya di tahun 2016 hanya 16 individu bekantan, ini indikator positif dari upaya nyata restorasi mangrove,” katanya. (ANT)