KABARKALIMANTAN1, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya dalam mempercepat penurunan angka stunting. Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur Edy Pratowo.
Menurutnya stunting tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada kecerdasan dan produktivitas di masa depan. Menurutnya, upaya penanganan harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
“Angka stunting Kalteng turun dari 23,5 persen pada 2023 menjadi 22,1 persen di 2024. Target kita tahun 2025 adalah 20,6 persen,” ujarnya.
Edy mengapresiasi dukungan pemerintah kabupaten/kota, TP PKK, dan seluruh unsur Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang terus bekerja di lapangan. Ia meminta optimalisasi penggunaan Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK BOKB) untuk memperkuat program, sekaligus memastikan koordinasi lintas sektor berjalan efektif.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng, Sunarto, melaporkan bahwa sejumlah indikator nasional seperti Total Fertility Rate (TFR), angka kelahiran remaja, dan prevalensi kontrasepsi modern sudah melampaui target.
Namun, persentase kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi masih berada di 11,1 persen, lebih tinggi dari target nasional 7,4 persen. Saat ini juga tengah dilakukan Pemutakhiran Pendataan Keluarga hingga 21 Agustus 2025, serta persiapan survei Modul Kesulitan Fungsional pada Anak (CFM) di tujuh daerah pada September mendatang. (PSW/KK1)