KABAR KALIMANTAN1, Banjarmasin – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan (Disnakertrans Kalsel) mencatat jumlah pengangguran mencapai 2,2 juta per Agustus 2024.
Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan Penempatan Produktivitas Tenaga Kerja (P4TK) Disnakertrans Provinsi Kalsel Indah Fajarwati menuturkan hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel per April 2025.
Indah dikonfirmasi di Banjarmasin, Kamis (15/5), mengatakan Pemprov Kalsel berupaya menekan angka pengangguran melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas pencari kerja.
Disebutkan Indah, jumlah pengangguran di Kalsel per Agustus 2024 mengalami peningkatan sekitar 49,28 ribu orang dibanding Agustus 2023.
Sedangkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kalsel mengalami sedikit penurunan dalam satu tahun terakhir tercatat sebesar 4,31 persen pada Agustus 2023 menjadi 4,20 persen pada Agustus 2024.
Lebih lanjut, komposisi angkatan kerja pada Agustus 2024 terdiri dari 2,13 juta penduduk yang bekerja dan 93 ribu penduduk yang belum bekerja atau pengangguran di Kalsel.
Indah mengungkapkan Pemprov Kalsel berupaya menekan tingkat pengangguran, antara lain melaksanakan kegiatan pelatihan, magang dalam negeri, pameran bursa kerja, dan melaksanakan program perluasan kesempatan kerja di antaranya kegiatan tenaga kerja mandiri (TKM).
Salah satu contoh, Disnakertrans Provinsi Kalsel menggelar program TKM untuk menciptakan pemberdayaan kepada tenaga kerja di Desa Pakapuran, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Diungkapkan Indah, kegiatan TKM ini juga merupakan program penciptaan dan perluasan lapangan kerja melalui pemberdayaan tenaga kerja yang masih menganggur atau setengah penganggur agar menjadi tenaga kerja mandiri ataupun wirausahawan baru.
Tingkat pengangguran ini dituturkan Indah, salah satunya disebabkan ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kualifikasi yang diperlukan para pemberi kerja.
“Sehingga hal ini berdampak lowongan kerja yang ada tidak dapat diisi oleh para pencari kerja secara optimal,” ungkap Indah.
Selain itu, Indah menjelaskan pelatihan ini terlaksana berdasarkan usulan anggota dewan (pokir) saat Bupati Kabupaten HSU Sahrujani menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kalsel.
Kemudian, Pemprov Kalsel menindaklanjuti sehingga terlaksana Pelatihan Kejuruan Menjahit di Desa Pakapuran Kabupaten HSU.
“Program perluasan kesempatan kerja merupakan solusi tepat dalam memfasilitasi penempatan tenaga kerja di sektor informal karena terbatasnya penyerapan tenaga kerja di sektor formal,” ucap Indah.
Sementara itu, Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans Provinsi Kalsel Apriliani Dwi Erma Ratih menambahkan salah satu keterampilan yang sangat strategis dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah keterampilan menjahit.
Erma menambahkan kegiatan ini berkolaborasi dengan program Mobile Training Unit (MTU) Balai Latihan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan (BLK Kalsel) kepada peserta selama 22 hari dan penguatan program TKM selama tiga hari dengan bantuan sarana usaha.
“Keterampilan selalu dibutuhkan masyarakat, dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi usaha rumahan yang berkelanjutan,” ucap Erma.
Para peserta juga mendapatkan bantuan sarana dan prasarana, seperti mesin jahit, serta peralatan penunjang lain.
Sumber: ANTARA