KABARKALIMANTAN1, Pulang Pisau – Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, pada 2024 memprioritaskan penanganan gizi anak, khususnya dalam mengurangi angka stunting.
“Berbagai program untuk menciptakan anak-anak agar terbebas dari masalah stunting yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan gizi ini sudah dipersiapkan pemerintah daerah,” kata Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pulang Pisau Tony Harisinta di Pulang Pisau, Jumat (1/3/2024).
Menurut dia, berdasarkan informasi saat ini ada sekitar 5.000 anak yang harus mendapatkan perhatian dan tidak seberuntung anak-anak lainnya.
Semua orang tua, katanya, pasti ingin melihat anak-anaknya tumbuh dengan berkembang dengan baik, sehat, cerdas sebagai generasi penerus untuk masa depan.
“Ini yang menjadi perhatian dari pemerintah daerah,” kata Tony yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pulang Pisau ini.
Dia mengungkapkan beberapa program yang dipersiapkan dalam penanganan masalah stunting 2024 ini dilakukan keroyokan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) dengan sasaran empat kecamatan yang menjadi lokus pada 40 desa.
“Masalah penanganan stunting ini sudah menjadi perhatian secara nasional dan digaungkan oleh Presiden,” ucapnya.
Pemerintah setempat, kata Tony, terus berusaha untuk menurunkan angka stunting secara signifikan di 2024 dan membenahi urutan ketiga kabupaten setempat dalam masalah stunting di Kalimantan Tengah.
Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan istri-istri kepala dinas di lingkungan pemerintah setempat untuk ikut mengasuh anak-anak yang menjadi sasaran dalam tiga bulan ke depan.
Melibatkan dan memberangkatkan juga ibu-ibu Dharma Wanita seluruh OPD selama 15 hari ke desa-desa yang menjadi lokus masing-masing. Selanjutnya dilaksanakan oleh masing-masing desa dan terakhir melibatkan PKK bersama Puskesmas.
Dikatakan Tony Harisinta, 2023 lalu pemerintah setempat juga telah melaksanakan penanganan stunting melalui ADD.
“Pada 2024 ini, kelanjutan penanganan stunting ini dialokasikan melalui anggaran yang nilainya cukup besar mencapai lebih Rp74 miliar, jelas Tony. (ANT)