Kotawaringin Timur

Pemkab Kotim Tindaklanjuti Ratusan Hektare Padi Puso Akibat Kekeringan

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) menindaklanjuti permasalahan para petani di lapangan yang lahan padinya mencapai ratusan hektare mengalami puso atau gagal panen akibat kekeringan.

“Total padi yang puso itu sekitar 330 hektare. Segera kita usulkan, karena biasanya otomatis, kita membuat laporan kepada pemerintah pusat bahwa ada terjadi puso, maka akan dibantu sesuai usulan berupa bantuan bibit,” kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur Sepnita di Sampit, Sabtu (21/10).

Sepnita menjelaskan 330 hektare padi puso itu tersebar di dua kecamatan di wilayah selatan, yaitu Pulau Hanaut dan Teluk Sampit. Puso ini terjadi pada September 2023 akibat kekeringan.

Selain itu, ada tanaman hortikultura seluas dua hektare yang gagal panen akibat serangan hama. Ini juga diduga tidak terlepas dari kondisi kemarau panjang.

Pemerintah daerah, katanya, turut prihatin atas kejadian ini. Dinas Pertanian sudah mendata luasan sawah yang puso dan segera mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian.

“Bantuan itu khusus apabila terjadi puso atau rusak berat yang kita ajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian atau Direktorat Jenderal Tanaman Pangan atau Direktorat Jenderal Hortikultura. Biasanya dipenuhi oleh pusat untuk bantuan tersebut,” kata Sepnita.

Dia mengakui saat ini belum puncak musim tanam. Oleh karena itu, diharapkan masih ada waktu untuk penanaman untuk musim ini, yaitu pada Desember hingga Februari mendatang agar bisa mengejar untuk penanaman, yang bisa memberikan kontribusi produksi pada 2024.

Sepnita mengatakan gagal panen tahun ini relatif lebih kecil dibanding tahun lalu. Hal itu karena petani lebih bisa mengantisipasi kemungkinan puso akibat kekeringan dibandingkan potensi puso akibat banjir.

Tahun 2022, kata dia, ada 1.800 hektare padi dan 130 hektare tanaman hortikultura yang gagal panen akibat banjir di Kecamatan Teluk Sampit. Pihaknya kemudian mengusulkan bantuan kepada pemerintah pusat dan dikabulkan.

“Kita dibantu pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten, sehingga petani yang mengalami kebanjiran itu bisa mendapatkan bantuan berupa benih dan pupuk. Pemerintah tentu akan terus berupaya membantu petani kita,”ucap Sepnita. (ANT)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!