KABARKALIMANTAN1, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melengkapi seluruh kecamatan di wilayahnya dengan kendaraan berat jenis ekskavator agar bisa dimanfaatkan masyarakat khususnya di bidang pertanian.
“Keberadaan ekskavator di setiap kecamatan untuk membantu masyarakat, khususnya kelompok tani dalam mengelola lahan pertanian, sehingga tidak perlu lagi membuka lahan dengan cara dibakar karena berisiko tinggi terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor di Sampit, Kalteng, Selasa (28/2/2023).
Dia menjelaskan ekskavator juga dimanfaatkan untuk pembenahan irigasi, drainase, membuat tambak ikan hingga penanganan jalan rusak. Untuk itu, masyarakat diminta turut merawat ekskavator agar bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
“Hasil evaluasi, keberadaan ekskavator ini efektif untuk menghemat anggaran pembuatan jalan dan irigasi. Saya meminta untuk dipergunakan alat berat ini sebaik-baiknya. Saya berharap ini bisa membantu upaya kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dua ekskavator terakhir yang diserahkan adalah untuk Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, sehingga kini sebanyak 17 kecamatan di Kotawaringin Timur telah diberikan alat berat berupa ekskavator tersebut.
Adapun penyerahan dua ekskavator untuk Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Penyerahan secara simbolis oleh Bupati kepada Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat Setiadi dan Camat Baamang Ady Candra.
Kepala Dinas Pertanian Sepnita mengatakan awalnya dua ekskavator terakhir untuk Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang akan tiba pada Maret, namun ternyata bisa diupayakan lebih cepat sehingga sudah bisa diserahkan.
Secara umum, masyarakat di seluruh kecamatan sangat merasakan manfaat keberadaan ekskavator tersebut. Pertanian semakin terbantu petani bisa lebih menghemat biaya produksi sehingga pendapatan semakin meningkat.
“Memang ada beberapa masalah yang dihadapi BPP, terutama di lokasi seberang yaitu Kecamatan Pulau Hanaut dan Seranau karena mobilisasi alat yang sulit. Di Hanaut lebih banyak dimanfaatkan di Bapinang Hulu dan Bapinang Hilir, sedangkan desa lainnya masih kesulitan mobilisasi alat, tetapi kami terus mengupayakan agar ini bisa optimal,” ujar Sepnita.
Kepala BPP Pelangsian menyampaikan terima kasihnya atas bantuan ekskavator tersebut. Dia memastikan ini akan bermanfaat karena memang sangat dibutuhkan masyarakat.
Selain untuk membuka dan membersihkan lahan pertanian, ekskavator dibutuhkan untuk normalisasi irigasi. Pada 2022 lalu ada 37 hektare tanaman hortikultura gagal panen akibat banjir. Untuk itu ekskavator sangat dibutuhkan untuk penanganan irigasi agar banjir tidak terulang.
“Selama ini petani ada yang harus menyewa ekskavator dengan biaya Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per jam. Mudah-mudahan dengan adanya ekskavator ini, petani akan semakin mudah dan bisa menekan biaya produksi,” kata Supadi. (ant)
