KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya —DPD PDIP Kalteng telah usai menggelar pelatihan kaderisasi tingkat madya, di Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalteng, Kamis (25/11/2021). Kegiatan diakhiri dengan pemberian bantuan kepada warga terdampak banjir di Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau.
Penyerahan secara simbolis diberikan kepada masyarakat di Jalan Murjani Gang Wijaya Palangka Raya, oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kaderisasi Ideologi Djarot Saiful Hidayat didampingi ketua dan sekretaris DPD PDIP Kalteng, Arton S Dohong dan Sigit K Yunianto serta ketua DPC Palangka Raya Nenie Lambung.
Warga penerima bantuan itu terlihat begitu gembira menerima sejumlah paket sembako dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Bahkan mereka tak sungkan-sungkan bercanda dengan para petinggi partai sehingga terjalin keakraban diantara mereka.
Usai pemberian bantuan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan bahwa penggalangan dana dilakukan secara dadakan di sela-sela kegiatan pelatihan kaderisasi dan terkumpul sebanyak 13 ton beras, air mineral gelas 1000 dus, mi instan 300 dus dan minyak goreng.
Sebab, lanjut Djarot, ini merupakan perintah Ketua Umum DPP Megawati Soekarnoputri agar struktur partai harus siap sedia membantu warga yang terkena bencana. Makanya, terbentuk Badan Penanggulangan Bencana (Baguna), yang harus hadir setiap ada bencana. Tak hanya partai saja, Presiden Jokowi yang juga merupakan kader, melalui Mensos Tri Rismaharini, memerintahkan untuk hadir di Palangka Raya.
“Inilah keberpihakan kita untuk membantu warga yang terkena bencana. Tetapi tidak sampai di sini. Kita juga harus mengantisipasi jangan sampai terjadi bencana-bencana terus. Makanya harus selalu memperhatikan aspek lingkungan,”ujar Anggota DPR RI Komisi II ini.
PDIP, sudah memposisikan diri sebagai green party, yakni partai yang berkomitmen untuk melakukan penanaman pohon di pinggiran sungai. Kemudian membuat waduk embung supaya tidak terjadi banjir.
Oleh sebab itu ia minta Baguna untuk bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota membantu membersihkan sampah dan menghijaukan sungai. “Jadi kita bukan hanya membantu mereka yang lagi kena bencana tapi penyebab bencana harus diatasi. Ini lebih penting,”ucapnya.
Ia juga menyoroti bencana banjir yang saat ini melanda Palangka Raya. Padahal sebetulnya tidak bisa banjir, kalau sejak awal pembangunan, betul-betul memperhatikan aspek lingkungan hidup serta masyarakat disiplin untuk mengolah sampah.
Makanya, saat itu kenapa Bung Karno menetapkan Palangka Raya sebagai salah satu calon ibukota negara, sebab dari berbagai dari tinjauan disiplin ilmu, bahwa Palangka Raya lah yang paling aman dan nyaman, karena tidak ada gunung berapi dan tanahnya datar.
Jadi, lanjutnya persoalannya sangat kompleks, yang seharusnya Palangka Raya tidak banjir tetapi hampir semua daerah dilanda banjir, dipicu dengan global warming dan climate change ditambah lagi dengan lanina.
Pemicu banjir tidak hanya karena global warming atau climate change tapi juga kerusakan lingkungan, selain itu karena tidak peduli dengan lingkungan, alih fungsi lahan, menyusutnya daerah serapan air, bantaran sungai digunakan untuk hunian. (TVA)