KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 masih jauh, tapi hawa panas mulai menjalar sekarang. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyatakan bakal turun gunung. Presiden RI ke-6 ini mengaku mendapat informasi penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut bisa tidak jujur dan adil.
Hal itu disampaikan SBY kepada kader Partai Demokrat pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9). Pernyataan tersebut dapat dilihat di akun Tiktok @pdemokrat.sumut, pimpinan Muhammad Lokot Nasution.
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” ujar SBY di hadapan para kader Partai Demokrat. “Ada info, dalam Pemilihan Presiden 2024 nanti akan diatur hanya 2 pasang calon capres dan cawapres.”
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, juga mengklaim ada informasi bahwa ada pihak yang ingin menjegal Anies Baswedan maju dalam pencalonan presiden 2024. “Ada invisible hand, genderuwo yang ingin menjegal Anies jadi capres,” kata Benny di kawasan Senayan, Jumat (16/9).
Cara menjegalnya menurut Benny macam-macam. Termasuk lewat perkara hukum. Seperti diketahui, Anies sempat diperiksa KPK terkait balap mobil listrik Formula E, pekan lalu. Soal respons Demokrat atas upaya penjagalan Anies, Benny menjawab itu bukan wewenang partai, kendati Anies ramai dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Benny menegaskan hasil Rapimnas Partai Demokrat hanya menyepakati untuk mendorong AHY maju dalam kontestasi Pilpres 2024, baik sebagai capres maupun cawapres. “Itu faktanya. Apakah sebagai nomor 1 atau 2, itu silakan aja,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta itu santer bakal diusung oleh 3 parpol, termasuk Demokrat, bersama Nasdem dan PKS. Anies telah menyatakan siap maju pada Pilpres 2024. “Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika ada partai mencalonkan saya,” kata Anies seperti diberitakan Reuters di Singapura, Kamis (16/9).
Dengan tidak menjadi anggota partai politik (parpol) manapun, kata Anies, hal itu memberikan dia kesempatan untuk berkomunikasi dengan semua parpol. “Survei yang tidak diminta ini terjadi bahkan sebelum saya berkampanye. Mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas,” ujarnya.
Anies menilai kebijakannya sebagai Gubernur DKI Jakarta telah mempersatukan rakyat dari berbagai isu yang memecah belah. “Dulu, orang berasumsi tentang saya. Sekarang, saya telah menjabat selama 5 tahun, jadi nilailah saya berdasarkan fakta dan rekam jejak,” kata Anies.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, langsung merespons. “Nasdem sudah mencalonkan Pak Anies, hasil keputusan Rakernas. Ini gayung bersambut,” ujar Willy, Jumat (16/9).
Sedangkan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menyatakan partainya akan menentukan rekan koalisi sekaligus calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) yang akan diusung di Pilpres 2024 pada akhir tahun ini.
“Harapannya akhir tahun 2022. Harapan kami, ketika kita sudah bentuk koalisi, sekalian umumkan capres-cawapres nya. Kalau koalisi dibentuk tapi capres cawapresnya belum dipastikan, nantinya enggak nendang gitu,” kata Mardani di Hotel Amaris, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9).
“Kami kan musti 3 kalau sama Nasdem dan Demokrat. Kalau sama Golkar, bisa berdua. Nah proses ini perlahan-lahan, tapi semoga di akhir 2022 sudah ada kerangkanya,” kata Mardani. “Soal isu jegal Anies, biarkan saja. Yang penting kami bekerja dengan tekun dengan kokoh untuk mewujudkan target. Biasa di politik. Politik kan zero sum game.”
Penguasa Gerah
Sementara partai penguasa merasa gerah. “Kalau turun gunungnya Pak SBY itu mau menyebarkan fitnah pada pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas, apa yang akan dilakukan Pak SBY,” ujar Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP.
“Informasi yang diterima pak SBY sangat tidak tepat. Mohon maaf, Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan demokrasi. Jadi, hati-hati kalau mau ganggu pak Jokowi,” lanjut Hasto bernada mengancam.
Saat ini di sejumlah lembaga survei, Anies kerap menempati posisi 3 besar dalam hal elektabilitas keterpilihan sebagai capres 2024. Namanya bersaing dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dan kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Namun Ganjar sendiri kurang direstui PDIP yang mendorong Puan Maharani jadi Capres maupun Cawapres. Ganjar bahkan dalam berbagai kesempatan “dipinggirkan” para petinggi PDIP.
