KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Di tengah harapan besar masyarakat agar ada koalisi kuat di luar rezim penguasa, Partai Nasdem justru mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Johnny Plate, mengklaim jika pihaknya memiliki perspektif yang sama tentang Indonesia dengan PDI Perjuangan (PDIP). Menurut Johnny, Nasdem kini menjalin komunikasi secara terus-menerus dengan PDIP.
“Komunikasi kan tidak selalu harus secara formal. Nasdem dan PDIP punya perspektif yang sama tentang membangun Indonesia, melanjutkan program Pak Jokowi yang pondasinya sudah disiapkan bersama-sama,” kata Johnny di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022).
Seperti diketahui, sebelumnya Nasdem telah menjalin komunikasi dengan beberapa partai, namun khusus dengan PKS dan Demokrat, pengamat menyebut hubungannya spesial, bisa mengarah ke koalisi.
Karena itu, demi kualitas demokrasi, Johny bilang, “Nasdem akan memerhatikan suara masyarakat, sehingga tercipta kontestasi politik yang lebih berkualitas. Dinamika itu masuk dalam pertimbangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa politik tak seperti matematika, sesuai rumus. Menurutnya, Nasdem akan menjadi parpol yang mewarnai kompetisi politik pada Pilpres 2024.
Ia memprediksi koalisi partai politik bakal terbentuk secara definitif sebelum akhir tahun 2022. Poros yang akan terbentuk untuk Pilpres 2024 diyakini akan berbeda dengan poros di tahun 2019.
Bisa 4 Poros
Sementara itu Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, merilis hasil survei terbaru soal pilihan publik terhadap poros koalisi di Pilpres 2024, berdasarkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah.
LSI Denny JA membagi 3 poros yakni poros PDIP, kemudian poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan poros koalisi Gerindra dan PKB.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, memaparkan dalam hasil surveinya kali ini menunjukkan bahwa mayoritas publik yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi cenderung memilih poros politik PDI Perjuangan dalam Pilpres 2024. “PDIP menang di pemilih yang puas. Identifikasi Jokowi lebih dekat dengan PDIP,” kata Ardian.
Dari responden yang diambil sebagai sampel, sebanyak 35,98 persen responden puas dengan kinerja Jokowi, 29,8 responden merasa kinerjanya biasa saja, dan 30,27 persen responden menyatakan tidak puas.
Ada pun tiap poros ini diwakili oleh tokoh utamanya masing-masing. Poros PDIP diwakili Ketua DPR, Puan Maharani. Poros KIB adalah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dan tokoh koalisi Gerindra-PKB adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan dalam periode 24 Mei hingga 7 Juni dengan dilengkapi riset kualitatif sampai 14 Agustus. Namun survei itu belum memasukkan poros lain yang tak kalah besar, yakni PKS-Demokrat (dan Nasdem jika akhirnya meninggalkan PDIP).
Apakah pernyataan “perspektif Nasdem serupa dengan PDIP” semacm sinyal mereka mau meninggalkan PKS dan Demokrat? Entahlah.
Yang jelas, jika ke-3 partai itu berkoalisi, demokrasi Indonesia lebih sehat. Namun gaya Surya Paloh sudah dikenal luas. Ada yang bilang realistis dan dinamis, tapi ada juga yang menyebut cari aman.