KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Ibarat pepatah, nasib diujung tanduk. Kondisi inilah yang saat ini dialami Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, sedang terlilit utang triliun rupiah dan terancam bakal ditutup. Bahkan kabar terakhir, perannya akan digantikan oleh Pelita Air
Mira Rahmadana Yusuf, mengaku sedih melihat maskapai tempat ia bekerja sebagai pramugari sejak 2010-2013, saat ini dilanda masalah keuangan dan berharap masih ada solusi terbaik dari pemerintah.
Bagaimanapun juga Mira menilai Garuda, benar-benar membawa nama Indonesia berkeliling dunia dengan citra yang baik dan tidak ada yang mampu menggantikannya.
“Harapan saya, tentunya Garuda bisa seperti dulu lagi, menjadi maskapai nomor 1 di Indonesia,”ujar istri Wakil Ketua I DPRD Palangka Raya ini, Rabu (27/10/2021).
Mira menuturkan, sewaktu dirinya masih aktif sebagai pramugari, ia merasa maskapai ini, mampu mensejahterakan karyawannya. Walau dengan harga tiket termahal pun, penerbangannya selalu full ke semua rute.
*Dalam sehari, maximum kami bisa kerja sampai landing dengan rute domestik,”ucap Mira.
Makanya ia tidak menyangka bahwa Garuda Indonesia bisa mengalami nasib seperti ini. Mungkin pandemi COVID-19 lah, yang membuat maskapai ini benar-benar kehilangan banyak jam terbang dan pendapatan.
Apalagi ada wacana ditutup dan diganti oleh maskapai lain, Mira sebagai mantan karyawan tentunya, sangat sedih, tetapi kembali lagi ke perusahaan dan pemerintah, yang lebih mengerti dan paham masalah yang dihadapi Garuda.
Bagi Mira, pengalaman menjadi pramugari Garuda Indonesia, merupakan kesempatan yang benar-benar tidak pernah terlupakan, karena ia merasa bebih banyak suka daripada duka.
“Banyak pelajaran sikap santun ke orang-orang dan mengenal dunia luar langsung.. Kalau ingat Garuda dulu rasa tidak membayangkan bisa ada di titik ini,”ucapnya. (TVA)