KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp5 miliar dari APBN untuk merehabilitasi sejumlah bangunan sekolah.
“Tahun ini kami menerima anggaran sebesar Rp5 miliar untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana sejumlah SMP yang bersumber dari DAK-APBN,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kotim I Gede Sukadana di Sampit, Minggu (6/10).
Ia menjelaskan, anggaran tersebut khusus untuk satuan pendidikan jenjang SMP. DAK bidang pendidikan digunakan di antaranya untuk peningkatan sarana prasarana seperti pembangunan fisik dan revitalisasi sekolah yang mengalami kerusakan.
Disdik Kotim terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dari segi sarana prasarana yang sangat penting untuk kenyamanan dan keamanan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
Di Kotim saat ini terdapat 114 satuan pendidikan jenjang SMP, baik negeri maupun swasta. Semuanya membutuhkan perhatian dalam peningkatan sarana prasarana sekolah. Namun, dengan keterbatasan anggaran daerah hal itu hanya bisa dilakukan secara bertahap.
“Memang kita harus mengakui bahwa kondisi sarana prasarana kita, khususnya jenjang SMP belum sepenuhnya baik. Tetapi pemerintah daerah melalui Disdik berkomitmen setiap tahunnya melakukan perbaikan sesuai kemampuan anggaran kita,” tuturnya.
Maka dari itu, bantuan anggaran dari DAK ini sangat berarti guna menunjang peningkatan sarana prasarana pendidikan, walaupun belum bisa dituntaskan sepenuhnya dalam satu tahun.
Sukadana melanjutkan, setiap anggaran yang diterima untuk rehabilitasi dan pembangunan sekolah diupayakan dibagi secara merata, baik itu untuk sekolah dalam kota maupun luar kota. Begitu pula dengan anggaran dari DAK yang disebar ke beberapa sekolah.
Menurut dia, anggaran kurang lebih Rp5 miliar itu tidak begitu besar jika dibandingkan dengan harga material dan biaya lainnya saat ini. Berdasarkan pembagian sementara, anggaran itu hanya cukup untuk memenuhi usulan perbaikan maupun pembangunan di lima hingga enam sekolah.
Contohnya untuk penambahan ruang kelas di SMPN 2 Kota Besi saja sudah memakan anggaran Rp1,1 miliar, selain itu ada SMPN 1 Sampit dan SMPN 3 Mentaya Hulu yang juga mengajukan perbaikan.
“Dengan 114 SMP yang tersebar di 17 kecamatan tentu menjadi PR besar bagi kami, tapi kami berupaya untuk memenuhi itu secara bertahap,” demikian Sukadana.
Sumber: ANTARA
