KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan untuk mengatasi kekurangan dokter di daerah itu, pihaknya menerapkan solusi jangka pendek dan jangka panjang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi di Sampit, Senin (16/12), mengatakan sebagai solusi jangka pendek, pihaknya meminta dokter dari fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar bisa membantu di tempat-tempat yang belum tersedia dokter supaya pelayanan kesehatan tetap bisa berjalan, karena pelayanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara.
Kemudian, untuk solusi jangka panjang, pihaknya berupaya merekrut tenaga kesehatan, khususnya dokter melalui penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Meskipun cara ini belum mencapai hasil yang diharapkan. Seringkali ketika perekrutan tenaga dokter untuk daerah-daerah terpencil dan sangat terpencil jarang ada yang mengisi atau kurang diminati.
“Di satu sisi kita kekurangan tenaga dokter, tapi di sisi lain minat dokter untuk mengabdi di daerah terpencil dan sangat terpencil itu sangat kurang. Salah satu yang bisa kami lakukan saat ini adalah menempatkan dokter paruh waktu di Puskesmas yang belum ada dokter, sembari membuka formasi untuk penerimaan dokter,” ujarnya.
Lebih lanjut, Umar Kaderi mengatakan jumlah dokter yang ada di wilayah setempat masih jauh dari kata ideal, bahkan belum mencapai 50 persen dari kebutuhan.
“Kita masih sangat kekurangan tenaga dokter dan ini menjadi problem di Kotim,” tambahnya.
Berdasarkan data IDI Kotim, jumlah dokter aktif yang ada di wilayah itu saat ini hanya 181 orang. Secara rasio idealnya satu dokter melayani 1.000 penduduk,
Sementara, data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) pada semester pertama 2024, setidaknya ada 443.000 penduduk di Kotim. Artinya, untuk mencapai jumlah ideal dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di Kotim dibutuhkan 443 dokter.
“Katakanlah saat ini ada sekitar 450.000 penduduk, kalau 181 dokter dibagi jumlah penduduk itu berarti hasilnya 0,4 dokter per 1000 penduduk. Kita masih kekurangan banyak dokter, seharusnya kita butuh 450 dokter,” ujarnya.
Umar mengatakan akibat kekurangan jumlah dokter tersebut, ada sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kotim yang tidak memiliki dokter, di antaranya Puskesmas Tumbang Penyahuan dan Puskesmas Tumbang Kalang.
Sumber: ANTARA