KABAR KALIMANTAN1, Jakarta – Demam pelatih asal Korea Selatan terjadi di sepakbola negara-negara ASEAN. Setlah Vietnam memakai jasa Park Hang-soe, lalu Indonesia merekrut Shin Tae-yong, terbaru Malaysia resmi dipimpin pelatih baru, Kim Pan-gon.
Rivalitas sepakbola Indonesia dengan Malaysia pun makin tajam. Apalagi, Shin Tae-yong dan Kim Pan-gon pernah punya “kisah buruk”. Kejadian bermula saat Shin Tae-yong berstatus sebagai pelatih Timnas Korea Selatan di tahun 2018.
Kala itu, Shin Tae-yong gagal meloloskan Korea Selatan dari fase grup Piala Dunia 2018, seusai kalah 0-1 dari Meksiko, 1-2 dari Swedia, dan menang mengejutkan 2-0 dari juara dunia, Jerman.
Korsel gagal lolos ke babak berikut, sebab hanya 2 tim yang punya tiket melaju. Warga Korsel berang kala itu. Kim Pan-gon selaku Direktur Teknik Asosiasi Sepakbola Korea (KFA), mengkambing-hitamkan Shin Tae-yong seorang. Kemenangan atas juara dunia, Jerman, tak diapresiasi.
Shin Tae-yong yang kala itu dipecat KFA, diyakini punya dendam pada Kim Pan-gon, meski tak diucapkan. Namun dipastikan, pertemuan timnas Indonesia vs Malaysia ke depan, bakal jauh lebih panas.
Respon Negatif
Fans dan media di Korea Selatan sendiri merespon negatif atas bergabungnya Kim Pan-gon ke timnas Malaysia mulai pertengahan Februari 2022. Kim Pan-gon memimpin divisi teknik KFA sejak 2017. Selama itu timnas Korea Selatan mencatatkan sejumlah pencapaian gemilang.
Dikutip dari Sport Seoul, Korsel sukses juara Asian Games (2018), runner up Piala Dunia U-20 (2019), perempat final Olimpiade, dan lolos ke Piala Dunia 2022. Pada sektor putri, timnas Korsel mencapai final Piala Asia 2022 dengan melawan China pada 6 Februari 2022. Itu akan jadi final ketiga berturut-turut.
Kim Pan Gon datang ke KFA dengan meninggalkan sistem era lama dalam lembaga tersebut. Mantan pelatih timnas Hong Kong itu diklaim lebih mengandalkan intuisi pribadi, pengalaman, dan koneksi dalam merekrut seseorang.
Pan-gon ingin terbebas dari sistem lama yang dianggap ketinggalan zaman. Hasil kerja dia gunakan untuk mengevaluasi kinerja pelatih. Di mata Pan-gon, seorang calon pelatih harus jelas menampilkan filosofi, gaya, dan tujuan sepak bolanya sebagai kriteria untuk manajemen personalia.
Pelatih Korsel saat ini Paulo Bento adalah adalah salah satu rekrutannya. Bento didatangkan ke Korea karena hasil diskusi kolektif di dalam badan tim nasional. Pan-gon diklaim menjadi mitra bagi Paulo Bento di lapangan. Semua itu dilakukan Pan-gon dengan transparan, bila perlu, bisa diakses publik.
Dalam pemberitaan Sports V Daum, sepakbola Korea harus bersiap untuk era baru. Malah, banyak pesepakbola disebut mengkhawatirkan kekosongan posisi yang ditinggalkan Pan-gon. Alasannya, tidak banyak sosok yang memahami blue print dan proses yang bisa memberikan hasil bagus seperti cara Pan-gon.
“Ketika Ketua Kim ada di sana, dia seharusnya membangun sistem itu lebih kuat. Kepergian Ketua Kim bisa membuat sepakbola Korea kembali ke masa lalu,” ujar salah satu pemain dikutip dari Sports V Daum.
Fans atau suporter sepakbola Korea Selatan ikut kesal. Menurut media Malaysia, Makan Bola, mereka berang dan mencap Kim Pan-gon sebagai pengkhianat yang lebih mementingkan uang. Pan-gon sejauh ini diam, tak berkomentar apapun.
