KABARKALIMANTAN1, Doha – Tak sulit memutuskan siapa pemain yang jadi bintang dalam 2 laga terakhir babak 16 Besar Piala Dunia 2022 semalam. Mereka adalah Bono (31) kiper Maroko, dan striker Portugal, Goncalo Ramos (21), suksesor Ronaldo.
Pemain Maroko pemilik nama lengkap Yassine Bono, jadi pahlawan kemenangan saat menang adu penalti 3-0 (0-0) atas Spanyol yang jauh diunggulkan. Tekanan penonton di Education City Stadium, Rabu (7/12) dini hari WIB, tak mampu meruntuhkan mental Bono.
Ia bahkan makin tertantang untuk menggagalkan tendangan penalty lawan. Sebelumnya, di laga waktu normal, setidaknya 2 kali ia menggagalkan dua peluang emas pemain Spanyol, Dani Olmo.
Kebintangan Bono bahkan dengan jelas terlihat dalam drama adu penalti. Awalnya ia sempat melakukan blunder dengan memberi bola lemah di sisi kanan area sendiri, hingga dipotong lawan. Untung tak jadi gol. Ketika orang pesismistis pada aksinya, ia malah tampil menggila di babak tos-tosan. Para pemain La Furia Roja pun gigit jari.
Bono dengan tepat membaca tendangan penalti Carlos Soler dan kapten tim Sergio Busquets. Sedangkan eksekusi penendang penalti pertama Spanyol, Pablo Sarabia juga tak berbuah gol karena hanya mengenai tiang gawang.
Menariknya, ternyata Bono bukan sosok yang asing buat para pemain Spanyol. Pemain kelahiran Montreal, Kanada itu memperkuat klub Spanyol, Sevilla.
Bono merupakan sosok penting di bawah mistar Los Nervionenses, julukan Sevilla. Pemain berpostur 195 cm itu sudah memperkuat rival sekota Real Betis itu sejak 2020.
Sebelumnya Bono kerap berpindah-pindah klub. Pemain yang memulai karier profesional bersama Wydad Casablanca, sempat memperkuat Atletico Madrid B dan Atletico Madrid dari 2012-2016.
Bono pernah menjalani masa pinjaman di Real Zaragoza dan kemudian pindah ke Girona. Di sana, Bono bermain selama 4 musim dan mengoleksi 83 penampilan. Setelah itu Bono bergabung dengan Sevilla dan jadi langganan tim inti klub yang bermarkas di Estadio Ramon Sanchez Pizj.
Setahun 4 Tim
Goncalo Ramos justru jadi bintang kemenangan Portugal meski berstatus pengganti Cristiano Ronaldo saat mengalahkan Swiss di Stadion Lusail Iconic, Rabu (7/12) dini hari WIB. Itu adalah debut Ramos di Piala Dunia. Kepercayaan pelatih Fernando Santos ia bayar lunas dengan penampilan luar biasa.
Ramos tak hanya mencetak hattrick alas trigol, tapi juga sebuah assist. Rekor trigol saat debut di Piala Dunia, adalah yang pertama sejak dilakukan striker Jerman, Miroslav Klose, di Piala Dunia 2002.
Saat ini ia juga merupakan top skor sementara Liga Portugal. Ramos mengemas 17 gol bagi klubnya, Benfica, di berbagai ajang. Namanya nyaris tenggelam jika Darwin Nunez tak diangkut Liverpool dengan harga fantastis. Namanya sempat ditawarkan Benfica, tapi Liverpool memilih Nunez. Kini Ramos jadi incaran banyak tim.
Nama Ramos disamakan dengan Thomas Muller karena kecerdasan posisinya, bisa dimainkan dengan peran apapun. “Saya tidak selalu bermain sebagai striker. Tapi itu hak pelatih. Saya bisa bermain sebagai sayap, bahkan gelandang, meski saya merasa pas sebagai striker,” katanya.
Hebatnya, Ramos mencetak gol untuk 4 tim Benfica yang berbeda dalam satu musim (junior, tim U23, tim B, dan tim utama). Setelah mencetak 3 gol ke gawang Swiss saat menang 6-1, ia masuk dalam bursa calon top skor Piala Dunia 2022.
“Itu terlalu berlebihan. Saya pun tidak tahu, apakah akan terus dimainkan sebagai starter atau tidak. Tapi seperti pemain Portugal lainnya, saya siap diberi peran apapun. Semua demi tim, demi Portugal,” tegasnya.
Ramos sebenarnya terbilang muka baru di skuad Portugal. Penyerang berusia 21 itu baru dipanggil ke Selecao das Quinas menggantikan Rafa Silva pada 20 September 2022.
Pemain Benfica itu kemudian melakoni debut bersama Portugal dalam laga uji coba kontra Nigeria yang berakhir dengan skor 4-0 pada 17 November lalu.
Keputusan Santos membawa Ramos dalam daftar 26 pemain yang dibawa ke Piala Dunia 2022 tak lain karena performa apik di klub. Ramos muncul sebagai mesin gol andalan Benfica sejak kemunculannya di tim senior tahun 2020.
Dengan penampilan apik yang ditunjukkan melawan Swiss, Ramos jelas jadi ancaman nyata buat Ronaldo dalam memperebutkan posisi striker di tim utama.
Bahkan bukan mustahil Ramos akan terus diandalkan Santos andai Portugal melawan Maroko di fase 8 Besar. Ia bisa membuat CR7 harus menerima kenyataan pahit, jadi penghangat bangku cadangan.
Ramos sendiri mengelak ketika ditanya soal itu. “Cristiano adalah salah satu idola saya sejak kecil. Saya dan kita semua harus menaruh respek kepadanya. Ia sudah berbuat banyak untuk Portugal. Saya dan seluruh tim mencintainya,” ujar Ramos.
