KABAR KALIMANTAN1, Jakarta – Kemarahan berbagai komponen masyarakat terhadap pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean, agak reda. Ia resmi ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan ujaran kebencian bernuansa SARA.
Ternyata bukan hanya umat Islam yang menginginkan Ferdinand ditahan, tapi juga umat Nasrani.
“Setelah dilakukan gelar perkara, penyidik Ditsiber telah mendapatkan dua alat bukti, sehingga menaikkan status saudara FH dari saksi menjadi tersangka,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, di Jakarta, Senin (10/1/2022) malam.
Penetapan Ferdinand sebagai tersangka dilakukan usai diperiksa oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sebagai saksi terlapor dalam perkara ini. Pemeriksaan Ferdinand sebagai saksi berlangsung sejak pukul 10.30 WIB hingga sekitar 21.30 WIB.
Menurut Ahmad, polisi juga langsung menahan Ferdinand. “Penahanan di Rutan cabang Jakpus di Mabes Polri,” kata Ahmad.
Menurutnya, polisi menahan Ferdinand dengan alasan, karena dikhawatirkan tersangka melarikan diri dan menghilangkan barang bukti. Hal lainnya, dikhawatirkan Ferdinand mengulangi perbuatan lagi.
“Jadi yang bersangkutan telah dilakukan penangkapan dan penahanan,” katanya.
Dalam akun Twitter tersangka @FerdinandHaean3, ia sempat melontarkan ucapan “Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela”.
Namun, cuitan itu kini telah dihapus di sosial media Twitternya. Ferdinand kemudian mengklarifikasi bahwa cuitan kontroversialnya itu tak sedang menyasar kelompok atau agama tertentu.
Cuitan itu, kata dia, berdasarkan dialog imajiner antara hati dan pikirannya saat kondisinya tengah lemah.
Ia lantas dipolisikan oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada Rabu (5/1). Pengusutan itu dilakukan secara cepat. Bareskrim langsung memeriksa serangkaian saksi hingga akhirnya dua hari kemudian kasus menjadi penyidikan.
Ferdinand kemudian meminta maaf kepada umat Muslim dan mengaku khilaf atas cuitan kontroversialnya ini. Ia mengungkapkan dirinya telah menjadi seorang muslim sejak 2017.
Cuitan tersebut, kata dia, dibuat dalam kondisinya yang sedang sakit. Ferdinand menyatakan telah membawa surat riwayat kesehatan itu saat diperiksa penyidik, Senin (10/1).
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara saya muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti dengan tulisan saya di Twitter. Sekali lagi saya mohon maaf karena kekhilafan saya, mungkin karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung,” kata Ferdinand dalam keterangan resminya, Jumat (7/1).
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa pernyataan Ferdinand menyakiti hati umat Islam. Selama ini Ferdinand juga kerap menghina, namun selalu lolos seperti Denny Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadhi dll yang dilabeli warga sebagai buzzer rezim penguasa.
