POLITIK

Jokowi Beri Sinyal Reshuffle Usai Deklarasi Anies, IPO: Kok Prabowo Aman?

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Usulan relawan Presiden Joko Widodo agar presiden mencopot kader Nasdem di jabatan menteri, agaknya direspons langsung. Jokowi memberi sinyal bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.

Hal itu dilakukan tak lama setelah Partai Nasdem yang merupakan koalisi pemerintah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. “Rencana selalu ada, pelaksanaan nanti diputuskan,” kata Jokowi ketika menjawab pertanyaan wartawan soal rencana reshuffle, Kamis lalu.

Saat ini, ada tiga kader Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Ketiganya yakni Menkominfo, Johnny G Plate, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK), Siti Nurbaya Bakar.

Sebelumnya kubu Nasdem mengelak dinilai tak setia pada Jokowi. Menurut Nasdem, mereka mendukung Jokowi hingga usai masa jabatan. Terkait dukungan pada Anies, hal itu terjadi karena Jokowi sudah tak bisa dipilih karena telah menjabat 2 periode.

Sementara itu menteri yang rawan dicopot, enggan menanggapi dengan ancaman pencopotan jabatan gara-gara partai mengusung Anies. Malah pernyataan lama diangkat media, seperti terjadi pada SYL.

“Saya ajak pejabat dan para pengambil kebijakan untuk hati-hati dalam mengambil keputusan. Bukan sebaliknya, jabatan dan kekuasaanmu hanya digunakan sebagai alat untuk berbuat sewenang-wenang. Lalu, menjerumuskan pada kenistaan dan keterhinaan. Semua akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat,” ucap SYL tahun lalu.

Pernyataan ini di beberapa media sosial diangkat, yang tentu saja konteksnya berbeda. Pembaca yang tidak kritis, akan menganggap SYL sedang mengkritisi Jokowi.

Beberapa organisasi relawan Jokowi telah mendesak Jokowi untuk mencopot tiga orang menteri asal Partai Nasdem. Mereka tidak terima dengan keputusan partai besutan Surya Paloh itu mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies sebagai capres.

Terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto juga ikut mendukung rencana Jokowi melakukan reshuffle. “Jokowi butuh menteri yang loyal, solid, dan bekerja menyelesaikan masalah rakyat. Deklarasi itu sebagai sinyal ingin agar Jokowi lekas diganti sebagai Presiden. Ada partai biru yang sudah robek benderanya di kabinet,” sindir Hasto.

Ia bahkan menyebut Nasdem telah keluar dari partai koalisi pemerintah. Merespons hal itu, Nasdem mempertanyakan sikap Hasto yang tampak keras mengkritisi deklarasi Anies, tapi diam kala Prabowo Subianto dideklarasikan Partai Gerindra sebagai capres.

“Itu klaim tak berdasar namanya. Koalisi itu didasarkan pada apa sih? Pada pencapresan seseorang? Gerindra kenapa tidak disebut lepas juga jika begitu,” kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya.

Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi, berpendapat Nasdem bisa saja terkena reshuffle oleh Jokowi karena terlalu bersemangat mendeklarasikan Anies sebagai capres.

“Kalau Nasdem dianggap sebagai partai yang dianggap bisa mengganggu jalannya pemerintahan, apalagi euforia Anies itu bisa mengganggu jalannya pemerintahan. Bisa kena reshuffle,” kata Asrinaldi. “Tapi tak mungkin semua menteri Nasdem didepak. Reshuffle hanya untuk memberi peringatan.”

Pemerintah Tegang

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai pernyataan Jokowi soal reshuffle menandai adanya ketegangan di internal koalisi pemerintah.

“Terlebih Presiden juga tidak lama sebelum ini bertemu dengan Megawati. Tentu Jokowi perlu menimbang kepentingan politik di kabinetnya,” katanya.

Menurutnya, yang menjadi persoalan bukan langkah Nasdem mendeklarasikan calon presiden, melainkan sosok Anies yang dideklarasikan. Buktinya pencapresan Prabowo oleh Gerindra adem-adem saja, padahal dilakukan lebih dulu daripada Nasdem.

Para pengamat sepakat menilai ada penilaian standar ganda terkait pendeklarasian. Selain itu, tampak rezim penguasa mulai takut Anies memenangi Pilpres, mengingat respons secara nasional memang positif untuk Gubernur DKI Jakarta itu.

“Reputasi Jokowi dipertaruhkan. Apakah ia akan memimpin kabinet dengan penuh ambisi politik atau demi kelangsungan pembangunan?” tanya Dedi.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!