KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Ketua Asprov PSSI Kalteng, Leonard S Ampung telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor SKEP/10/ASPROV.KALTENG/PanLIGA3/XII-2021, yang berisi menetapkan kompetisi Liga 3 Asprov PSSI Kalteng 2021 dilaksanakan di Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, pada 23 Desember 2021 – 3 Januari 2022.
Namun mendekati kick off, secara mendadak Asprov PSSI Kalteng mengeluarkan surat tanggal 26 Desember 2021 yang menyebutkan penundaan kompetisi PSSI Liga 3 Kalteng 2021.
Tetapi yang sangat mengejutkan, dari keterangan salah satu anggota Exco yang membidangi perwasitan Hatir Hata Tarigan, usai rapat dengan Leonard dan wakilnya Ardayan Tanggar serta anggota Exco lainnya melalui tatap muka dan zoom, menyatakan bahwa pelaksanaan Liga 3 dialihkan ke Kota Palangka Raya.
Walau hingga kini Muara Teweh belum menerima surat resmi pembatalan sebagai tuan rumah pelaksana Liga 3, tetapi Nadalsyah sebagai orang nomor satu di Bumi Iyak Mulik Bengkang Turan, tidak akan terima jika memang nanti benar-benar dibatalkan secara sepihak, bahkan tak segan akan melakukan upaya-upaya hukum.
“Sangat kecewa atas pembatalan sepihak. Padahal sebelumnya ada alasan penundaan. Bahasa penundaan ini kan bisa beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi ternyata malah Muara Teweh dibatalkan jadi tuan rumah,”kata Nadalsyah melalui telepon Rabu (29/12/2021).
Yang sangat disesalkannya, lantaran ia mendapat bocoran bahwa sebenarnya secara pribadi Leonard sangat berat untuk membatalkan Muara Teweh sebagai tuan rumah, akan tetapi atas perintah pimpinan, akhirnya dibatalkan.
“Sedangkan dia ketua Asprov, siapa itu pimpinannya. Dan berbelit bahasanya aku ini pegawai. Berarti ini kepentingan politik sudah. Sebagai kepala daerah saya keberatan dengan sikap Asprov ini atas tekanan dari “atasan”, siapa atasannya Pak Leo ini?”ujar Nadalsyah.
Padahal sejak telah mendapat surat penetapan sebagai tuan rumah Liga 3, semua persiapan telah dilakukan dan hampir mencapai seratus persen. Bahkan 5 klub masih berada di Muara Teweh, karena awalnya Asprov hanya melakukan penundaan.
Nadalsyah bilang, SK yang sudah dikeluarkan pasti berdampak untuk persiapan-persiapan, tetapi menjelang kick off, malah SK dicabut. Padahal persiapan sudah 99,9 persen. Apalagi masyarakat Barito Utara sangat antusias sangat mengetahui menjadi tuan rumah. Bahkan ada warganya yang tinggal di perbatasan dengan Kalsel, jauh-jauh hari datang ke Muara Teweh.
“Ini adalah masyarakat yang dilecehkan oleh organisasi, saya akan turun tangan membantu mereka demi nama baik dan harga diri Barito Utara. Saya juga akan dorong Askab dan klub-klub yang keberatan dengan hal ini yang akan menuntut materi dan inmateri,”tegas Nadalsyah.
Nadalsyah kembali mempertanyakan sikap Leonard yang mengambil keputusan sepihak, hanya karena tekan pimpinan, padahal sebenarnya sangat berat membuat surat pernyataan penundaan. “Tetapi atas tekanan pimpinan, dan akhirnya memerintahkan sekjennya untuk menandatangani surat itu,”pungkasnya.
Sementara itu Ketua Asprov PSSI Kalteng Leonard ketika dikonfirmasi melalui whatsapp, menyangkal bahwa pengalihan tuan rumah ke Palangka Raya karena perintah pimpinan. “Pak, mau tanya masalah pengalihan tuan rmh ke PLK atas perintah “pimpinan”? Gak ada itu Va”, ucapnya. (TVA)