POLITIK

Ganjar, Sandi, dan RK Unggul, Tapi AHY Cawapres Paling Diperebutkan

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Hasil survei The Republic Institute dan Charta Politica untuk posisi Calon Wakil Presiden atau Cawapres 2024 jelas berbeda. Namun analisis pakar politik menyebut, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) paling diperebutkan, sekalipun versi Charta Politica, ia ada di peringkat ke-3 di bawah Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil (RK).

Produk survei The Republic Institute menunjukkan jika AHY yang kini jadi Ketuua Umum Partai Demokrat, bakal diperebutkan sebagai Cawapres, bahkan oleh partai lain di Pilpres 2024.

Pasalnya, elektabilitas AHY sebagai cawapres menempati urutan kedua sebanyak 11,5 persen. Sementara pada posisi pertama diduduki oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebanyak 12,4 persen.

Adanya pergeseran tren soal posisi cawapres diangkat Peneliti utama The Republic Institute, Sufyanto. Saat ini, posisi cawapres punya kontribusi besar. Hal itu yang akan membuat partai lain menengok AHY untuk dicalonkan sebagai Cawapres.

“Dulu, wakil itu tidak terlalu memberikan kontribusi, tapi kalau saya lihat hari ini mas AHY bakal memberikan kontribusi banyak, sehingga Mas AHY bakal jadi rebutan kalau melihat data seperti ini,” kata Sufyanto di Kemang, Jakarta pada Selasa (4/10/2022).

Berdasarkan surveinya yang dilakukan di Pulau Jawa, suara terbanyak yang bakal memilih AHY sebagai cawapres ditemukan di Banten dengan persentase 22,3 persen. Lalu, di Yogyakarta sebanyak 16,4 persen dan Jawa Tengah 11,7 persen.

Sementara itu, di DKI Jakarta, AHY hanya mendapat 6,9 persen dan di Jawa Barat sebanyak 5,5 persen. “Kalau dilihat seperti ini, maka yang bisa support suara presiden itu ya ada di Mas AHY sebagai Ketum Demokrat,” ujarnya.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 28 Agustus hingga 12 September 2022 pada 1.200 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Multistage Random Sampling, dengan margin of error sebanyak 2,8 persen. Adapun kriteria inklusi responden adalah personal yang memiliki hak pilih pada Pemilu tahun 2019.

Sementara itu, hasil survei Charta Politica menyatakan Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil memiliki elektabilitas tertinggi sebagai cawapres. Elektabilitas Sandiaga mencapai 27,6 persen, diikuti Ridwan Kamil 16,5 persen. Dalam survei Charta, elektabilitas AHY hanya 8,8 persen. Survei Charta Politica digelar 25 Mei-2 Juni 2022, melibatkan 1.200 responden.

Mesin Partai

Meski tak menduduki peringkat pertama dalam survei, AHY punya keunggulan berupa mesin partai di berbagai pelosok negeri. Selain itu, ia merupakan representasi kaum muda atau milenial. Duet Anies-AHY jadi favorit responden dalam survei terbuka di berbagai platform media sosial.

“Seandainya dia mau turun ke lahan basah suara massa seperti sepak bola, rasanya AHY makin jauh tak terkejar. Tapi saya dengar AHY tak suka bola, hanya suka voli. Dalam politik, itu mestiya bisa dikemas. AHY FC enggak dicolek kan?” ujar eks kader Demokrat yang menyeberang ke partai lain. Ia minta namanya tak ditulis demi menjaga hubungan baik.

Faktor kendaraan partai memang membuat jalan Sandi, RK, dan Ganjar tersendat, dan diyakini tak bisa bersaing dengan AHY. Sebenarnya ke-3 tokoh itu punya partai. Sandi di Gerindra, RK di Nasdem, dan Ganjar bersama PDIP. Namun faktor dukungan partai mengganjal Sandi dan Ganjar, bukan RK.

“Kelemahan Sandi, dia tak punya dukungan partai. Di Gerindra, ia telah jadi duri seusai menyatakan siap jadi Capres 2024. Sedangkan RK beda alasan. Dia masih akan fokus mengamankan posisi Gubernur Jabar periode 2, apalagi Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, agresif berkampanye, sebelum ada Tragedi Kanjuruhan,” komentar Amiruddin, pengamat politik asal Tangsel.

Dihubungi redaksi Rabu (5/10) pagi, Amiruddin yang juga dosen Universitas Pamulang, menilai fokus Ganjar terancam pecah. Ia terlanjur diunggulkan jadi Capres, dengan pesaing serius Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Ganjar kerap berada di posisi ke-2 dalam berbagai survei.

“Posisi Cawapres memang bisa jadi sekoci, tapi seperti halnya Sandi, sebagian petinggi partai terlanjur membenci dia karena tak mau mundur jadi Capres, padahal PDIP sudah mengusung Puan Maharani,” lanjut Amiruddin.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!