KABAR KALIMANTAN1, London – Efek konflik Rusia-Ukraina berdampak pada banyak sektor dan aspek di dunia, termasuk olahraga khususnya sepakbola.
Agresi militer Rusia terhadap Ukraina berimbas langsung pada situasi klub yang bermarkas di London, Chelsea.
Pemilik mayoritas saham Chelsea, si raja minyak Roman Abramovic, yang warga Rusia itu, dilaporkan ‘diusir’ dari klub.
‘Pengusiran’ itu dilontarkan secara terbuka oleh anggota parlemen Partai Buruh Inggirs, Christ Bryant, seiring rencana pemerintah Inggris membekukan aset-aset Rusia, termasuk milik para pengusahanya. Ini sebagai bentuk sanksi embargo ekonomi terhadap Negeri Beruang Putih.
Para pengusaha Rusia, termasuk Abramovic, dikenal banyak berinvestasi di London. Sportsbible melansir kepemilikan saham Abramovic, yang diisukan memiliki kedekatan dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.
Rumornya Abramovic diperintahkan Putin untuk mengakuisisi Chelsea pada 2003. Namun kabar itu dibantah langsung oleh pria 55 tahun tersebut.
“Dengan adanya invasi Rusia, Roman Abramovich tidak boleh lagi memiliki klub sepakbola di negara ini,” sambung Chris Bryant.
Selain ‘mengusir’ Abramovic dari kepemilikan saham mayoritas di Chelsea, sang legislator juga meminta pemerintah negaranya untuk menyita aset-aset Roman Abramovich di Inggris.
“Harus dipertimbangkan (langkah) untuk menyita beberapa aset miliknya, termasuk rumah bernilai 152 juta poundsterling (setara Rp 2,9 triliun), dan memastikan bahwa orang lain yang memiliki Visa tingkat 1 seperti ini tidak terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan fitnah,” kata dia.
Lansiran This Is Money via Sporting News, Jumat (25/2/2022) melaporkan, dalam 2 hari nilai saham perusahaan baja dan pertambangan Evraz, di mana Abramovich adalah pemegang saham terbesar grup tersebut, turun drastis.
Dilaporkan, nilai saham Evraz turun 29 persen atau sekitar 680 juta dolar Amerika menjadi 2,53 miliar dolar Amerika alias merugi Rp 9,7 triliun.
Kerugian besar dan tekanan bertubi terhadap Roman Abramovich menimbulkan spekulasi kalau The Blues akan segera dijual.
Dari rekam jejak di bursa transfer, Chelsea memang menjelma menjadi tim raksasa dengan biaya belanja pemain super-besar sejak diambilalih Roman Abramovich pada 2003.
Teranyar, Chelsea memecahkan rekor pembelian pemain termahal di dunia lewat pembelian Romelu Lukaku seharga 97,5 juta poundsterling atau ekuivalen Rp 1,9 triliun!
Chelsea sebagai klub profesional, sebenarnya sudah mengurangi ketergantungan dari aliran dana sang bos sejak 5 tahun silam.
Bagaimana pun, tetap saja, situasi yang dialami Abramovich ini akan mengubah kebijakan transfer The Blues. Abramovich seperti dilansir BBC, akan dilarang masuk ke tanah Inggris.
Mengutip Goal, pada 2018, Abramovich tidak mendapat izin untuk masuk ke negara Inggris setelah Visa investor miliknya tak kunjung diperpanjang oleh pemerintah Inggris.
Visa investor tersebut dimiliki oleh Abramovich setelah ia menjadi orang yang berasal dari luar Uni Eropa yang berinvestasi di Inggris dengan nilai lebih dari £2 juta, dengan ia membeli Chelsea pada 2003 seharga £10 miliar.
Karena ketegangan politik yang terjadi di antara Inggris dan Rusia pada 2018, akhirnya Abramovich pun tak diberi izin untuk masuk ke negara tersebut.
Ia bahkan melewatkan pertandingan final Piala FA antara Chelsea dan Manchester United, yang akhirnya dimenangkan oleh The Blues dengan skor tipis 1-0.
Kini, tampaknya Abramovich akan lebih sulit lagi untuk bisa masuk ke Inggris, karena negara tersebut pro dengan Ukraina.