KABARKALIMANTAN1, Banjarmasin – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memperhitungkan rata-rata kolong rumah memendam dua karung sampah.
“Rata-rata perhitungan kita, dua karung sampah di setiap rumah ketika dibersihkan pada giat Germas 100.000 Ba’Babasah,” ujar Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin, Marzuki di Banjarmasin, Senin (27/2/2023).
Germas 100.000 B’Babasah adalah gerakan masyarakat bawah barumahan (kolong rumah) babarasih (bersih-bersih) sampah dengan target 100 ribu rumah di Kota Banjarmasin pada tahun 2023.
Menurut Marzuki, Germas 100.000 B’Babasah dimulai pada 24 Januari 2023, dilaksanakan setiap Jumat, Sabtu dan Ahad dengan titik pemukiman warga dijadwalkan secara serentak di setiap kecamatan.
“Gerakan ini dilaksanakan sepanjang tahun ini,” ujarnya.
Menurut dia, gerakan ini bersifat gotong royong melibatkan masyarakat, termasuk juga mahasiswa dan organisasi pemerhati lingkungan, untuk membersihkan sampah tahunan yang terpendam di kolong rumah warga.
Menurut Jack, panggilan akrabnya Marzuki, rata-rata rumah di Kota Banjarmasin berkonstruksi panggung, karena aturan wajib untuk tetap melestarikan tanah resapan, di mana dataran tanah di kota ini adalah tanah rawa.
“Di kolong rumah itulah sampah tertumpuk, apalagi rumah itu sudah puluhan tahun, sampah plastik banyak sekali,” ujar Jack.
Gerakan ini bermula terjadinya banjir besar pada awal tahun 2021 di Kota Banjarmasin, ucap Jack, DLH Kota Banjarmasin harus mengangkut banyaknya sampah yang keluar dari kolong rumah atau lainnya hingga mencapai 400 truk.
“Nah, setelah pandemi melandai tahun ini, di mana berkegiatan melibatkan orang banyak dilonggarkan, maka dibuatlah Germas 100 ribu B’Babasah ini,” ujarnya.
Antusias warga bergotong royong membersihkan kolong rumah ini cukup tinggi, hingga sekitar satu bulan berjalan kegiatan ini lebih 2.500 kolong rumah sudah dibersihkan pada lima kecamatan.
“Kita harap antusias warga makin tinggi, hingga lebih banyak lagi mencapai target,” paparnya.
Tantangan melaksanakan tugas atau membersihkan kolong rumah warga tersebut, selain sempit juga berlumpur dan airnya sudah berwarna hitam atau coklat, tidak bening lagi.
Belum lagi bau yang menyengat karena berbagai sampah terpendam di sana karena kolong rumah juga jadi pembungaan limbah cair rumah tangga, dari air cuci piring, cucian pakaian hingga bekas-bekas makanan.
Sampah yang bisa dipilah dipungut untuk dikeluarkan baik dengan alat bahkan dengan tangan langsung, sebisanya dibersihkan dengan berbagai cara.
“Ini demi keberhasilan kota kita, kelestarian alam, hingga harus kita lakukan dengan semangat,” ujarnya. (ant)
