DKPP Tanah Bumbu Tingkatkan Produksi Padi

KABAR KALIMANTAN1, Tanah Bumbu – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan meningkatkan produksi padi sawah untuk memperkuat ketahanan pangan.

“Pada musim tanam pertama atau Oktober 2023–Maret 2024, DKPP bersama petani menanam padi seluas 9.236 hektare,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Tanah Bumbu Robby Chandra di Batulicin, Senin (22/7).

Robby menuturkan DKPP Kabupaten Tanah Bumbu merealisasikan luas tanam sekitar 1.623 hektare pada musim tanam kedua atau April-September 2024.

Robby mengatakan total luas tanam pada musim pertama atau Oktober 2023-Maret 2024 dan musim tanam kedua Asep mencapai 10.859 hektare dari target tanam  17.557 hektare.

Rooby memastikan target tanam padi seluas 17.557 hektare akan terus dikejar hingga akhir bulan dengan mempercepat penanaman.

Diungkapkan Robby, bibit padi yang ditanam menggunakan varietas impari, mekongga, impari IR nutria zinc dan cigelas, rata rata menghasilkan padi mencapai 6,3 ton per hektare.

Namun, lanjut Robby menyebutkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi petani saat musim tanam, salah satunya belum memiliki infrastruktur, sarana prasarana produksi, lahan dan ketersediaan air di beberapa wilayah atau sawah.

Selain itu, Robby mengungkapkan sebagian petani juga belum menggunakan benih unggul karena keterbatasan wawasan serta dampak perubahan iklim, seperti bencana banjir dan kemarau di beberapa wilayah.

“Untuk menghadapi tantangan tersebut DKPP Tanah Bumbu terus membangun infrastruktur, penyediaan sarana prasarana produksi rehabilitasi jaringan irigasi, alat dan mesin pertanian melalui dana APBD dan Pusat,” ucap Robby.

Pemkab Tanah Bumbu juga menetapkan Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang bertujuan untuk pengendalian alih fungsi lahan pangan.

Kemudian, mengatur jadwal tanam untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, serta membantu menyalurkan varietas tanaman yang unggul dan bersertifikat.

“Pemerintah juga mendorong regenerasi petani, menarik minat generasi muda ke sektor pertanian dengan menggunakan mekanisasi pertanian, melibatkan generasi muda pada kepengurusan kelompok tani, dan program YESS,” ungkap Robby.

 

 

Sumber: ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *