KABARKALIMANTAN1, Paris – Sebuah kabar panas terkait Kylian Mbappe (23) diungkap Presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) Noel Le Graet. Menurutnya, Mbappe hampir meninggalkan tim nasional Prancis pada 2021.
Mbappe kala itu mendapat pelecehan atau serangan rasis usai gagal mengeksekusi penalti di Euro 2020 (2021). Les Bleus pun disingkirkan Swiss di babak 16 besar Euro 2020 seusai kiper lawan, Yann Sommer, jadi pahlawan di fase adu penalti.
Noel Le Graet mengklaim bahwa Mbappe sempat berpikir untuk pensiun dari timnas Prancis setelah Euro 2020. Ia merasa kurang mendapatkan dukungan seusai momen kegagalan penalti yang krusial itu.
“Saya bertemu dengannya setelah Euro, dia merasa Federasi tidak membelanya setelah penalti yang gagal,” kata Le Graet dikutip dari The Athletic. “Kami bertemu 5 menit di kantor saya. Dia marah, dia tidak ingin bermain untuk tim Prancis lagi.”
Mbappe gagal bersinar di Euro 2020, sebab karena tak mencetak gol, bahkan menjadi penyebab kegagalan Prancis lolos ke babak perempat final. Ia menjadi penendang ke-5 Prancis saat adu penalti melawan Swiss di Bucharest, Rumania, 29 Juni 2021.
Saat itu adu penalti dilakukan karena kedua tim bermain 3-3 hingga babak perpanjangan waktu usai. Ketika Mbappe mengambil tendangan penalti, Swiss sudah unggul 5-4. Tendangannya diblok kiper Swiss, Yann Sommer. Prancis kandas melaju ke perempat final Euro 2020.
Kini Mbappe jadi pemain paling “berkuasa” di Prancis. Ia tak hanya menjadi pemain bergaji tertinggi di dunia, namun klubnya Paris Saint Germain, memberinya “kekuasaan” bagi Mbappe untuk memilih Direktur Olahraga dan pelatih klub! Itu ditawarkan PSG sebab Mbappe nyaris pindah ke Real Madrid, klub impiannya.
Ada yang senang Mbappe bertahan, ada pula yang kuatir. Di klub, ia bahkan lebih berkuasa disbanding superstar Lionel Messi atau Neymar Jr, bahkan sang pelatih!
