KABAR KALIMANTAN1, Rantau – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, menunggu kebijakan dari pemerintah daerah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat bencana kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Dinas Pendidikan Tapin Irnawati mengatakan sampai saat ini masih belum ada arahan terkait upaya pengamanan kesehatan peserta didik dari kabut asap tersebut.
“Sementara kita menunggu saja kebijakan pimpinan daerah, apakah sekarang ini membahayakan atau tidak,” katanya di Tapin, Selasa (3/10).
Irnawati mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan para guru menyikapi dampak karhutla. “Sekarang kita belum bisa memutuskan.”
Untuk sementara, Irnawati mengimbau kepada seluruh siswa siswi di Tapin agar menggunakan masker apabila terjadi kabut asap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Raniansyah mengatakan kabut asap yang menyelimuti Tapin akibat intensitas karhutla cukup tinggi di Tapin dan wilayah sekitarnya di Kalsel.
“Iya, kabut asap ini karena karhutla,” ungkapnya.
Raniansyah mengungkapkan, karhutla yang berhasil dicatat dan ditangani BPBD Tapin dari Juni-Oktober sebanyak 107 kasus yang berdampak pada 303,5 hektare lahan.
Sedangkan, se-Kalimantan Selatan total dampak karhutla mencapai 1.503 kasus dengan luas dampak 4.418 hektare meliputi hutan dan lahan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapin Nurdin mengatakan beberapa hari terakhir hingga sekarang kualitas udara memburuk.
“Kualitas udara kita sangat buruk,” ungkapnya saat dikonfirmasi.
Menyikapi kabut asap ini, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker saat melakukan kegiatan di luar ruangan.
(Sumber: Antara)
