KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Keputusan pelatih Vietnam asal Korsel, Park Hang-seo untuk mundur pada Januari 2023, direspons warga dan media setempat dengan melirik Shin Tae-yong, yang kini dinilai sedang bermasalah dengan sepak bola Indonesia.
“Indonesia bisa mendapatkan sanksi dari FIFA imbas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang. Pelatih Shin Tae-yong mungkin bisa meninggalkan Indonesia untuk mencari pemberhentian baru,” bunyi pernyataan dari Soha, Selasa (11/10/2022).
“Vietnam adalah pilihan paling tepat karena kontrak pelatih Park Hang-seo hanya berakhir Januari 2023. Pelatih Shin Tae-yong bisa menjadi penggantinya.”
Mereka makin bersemangat setelah (STY) berniat mengundurkan diri dari Timnas Indonesia jika Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, dipaksa mundur usai musibah di Malang.
Ternyata sikap STY mendapatkan sorotan langsung dari Presiden Korea Selatan, Yoon Seok-yeol. Hubungan baik antara Seok-yeol dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo, membuatnya bersikap keras.
“Saya kaget Shin Tae-yong akan mundur. Tapi saya sudah ber perintah tegas, dia harus tetap di Indonesia,” ucap Seok-yeol kepada Jokowi, seperti ditayangkan channel YouTube Onlen News. STY ibarat telah “dipagari” presiden.
Perintah untuk coach STY ini demi menghormati Indonesia yang tengah mempersiapkan diri dalam menghadapi Piala Dunia U20 2023. Artinya, untuk membawa STY ke Vietnam, agaknya susah jika dilakukan sebelum Piala Dunia U20 tahun depan. Park Hang-seo (PHS) sendiri enggan meneruskan kerjasama di Vietnam saat kontrak berakhir Januari 2023.
PHS dan STY sebenarnya sama-sama telah mengangkat prestasi Vietnam dan Indonesia. Sejak melatih Vietnam pada 2017, di level senior Park menuai gelar di Piala AFF 2018 dan perbaikan peringkat yang signifikan di ranking FIFA.
Vietnam juga ia loloskan ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Sedangkan di level U23, Park membawa Negeri Paman Ho jadi runner up Piala Asia dan 2 gelar SEA Games, edisi 2019 dan 2021!
Sementara STY yang melatih Timnas Indonesia sejak Desember 2019, menaikkan peringkat Indonesia di FIFA, dan belum mendapatkan trofi apapun. Pencapaian terbaiknya ialah membawa Indonesia finis runner-up di Piala AFF 2020 dan meraih medali perunggu SEA Games 2021.
Paling gres, membawa Indonesia U20 jadi juara grup Kualifikasi Piala Asia U20, meski sudah otomatis lolos ke Piala Dunia usia itu karena jadi tuan rumah.
PHS-STY Adu Komentar
Baik STY maupun PHS sempat adu komentar saat diwawancarai terkait prestasi keduanya. “Saya cemburu pada Park Hang-seo? Saya-lah yang membawa Korsel U23 lolos ke Olimpiade 2016 dan memimpin Korsel bersaing di Piala Dunia, mengalahkan juara dunia Jerman. Mengapa saya harus cemburu?” kata STY kepada Zing News.
“Saya bicara ini bukan karena saya membual masa lalu. Hanya saja, saya takkan cemburu ketika seseorang mencapai sesuatu yang lebih sukses ketimbang saya. Saya pikir Park Hang-seo hanya beruntung di Vietnam.”
Komentar Hang-seo? Ternyata ia justru merendah. “Saya memang bukan pelatih yang bagus. Saya beruntung menangani tim di saat memiliki generasi pemain bagus dan ditunjang asisten yang mumpuni,” kata Park Hang-seo mengutip dari Sports 442. Menyindir? Entahlah.
Namun Jernej Kamensek, seorang pengamat bule di Vietnam, menilai keputusan mundur Park Hang-Seo, lebih dipengaruhi oleh tekanan meloloskan skuad The Golden Star ke Piala Dunia.
Jernej Kamensek menganggap target meloloskan Vietnam ke Piala Dunia 2026 terlalu berat. Park realistis dengan memilih tidak melanjutkan kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF).
“Saya pikir dia memahami dengan baik tekanan di kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika popularitas begitu tinggi. Tapi itu bukan perjuangan yang mudah,” kata Kamensek, dikutip dari The Thao. “Dia juga harus memikirkan kesehatan dan reputasinya. Park telah membuat keputusan yang tepat, berpisah saat namanya sedang harum.”
