KABARKALIMANTAN1, Antalya – Gelandang serang Indonesia asal Persebaya, Marselino Ferdinan (18), tetap membumi meski jadi pahlawan kemenangan dramatis Indonesia 3-2 atas Antalyaspor 3-2 di Limak Arcadia Football Center, Selasa (8/11/2022), Antalya, Turki.
Sesungguhnya tim Merah Putih sempat tertinggal 2 kali. Namun, Marselino mampu menyamakan kedudukan di 2 babak yang berbeda. Sebelum akhirnya Indonesia melakukan comeback dramatis dan menang 3-2 di ujung laga.
Marselino tetap menyebut golnya lahir berkar kerja kolektif. Kedua tim sama-sama tampil dengan pemain U20. Indonesia tertinggal 0-1 di babak pertama. Marselino menyamakan skor di awal babak kedua lewat eksekusi penalti.
Pada menit ke-54, Antalyaspor kembali memimpin, namun lagi-lagi Marselino menyamakan kedudukan lewat gol di menit ke-65. Indonesia bahkan kemudian berhasil membalikkan keadaan di menit ke-89 lewat Ronaldo Kwateh.
Selepas pertandingan, Marselino mengucap syukur bisa mencetak brace alias 2 gol penting untuk membawa Indonesia menang atas tim lokal Turki tersebut.
“Saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Kemenangan ini juga andil dari kerja keras seluruh tim. Jadi semua proses gol saya dan Ronaldo, itu semua terangkum jadi satu kesatuan,” ujar Marselino.
Antalyaspor U20 jadi lawan tanding ke-5 Indonesia U20 dalam pemusatan latihan di Turki. Dalam 5 uji coba itu Garuda Nusantara menang 3 kali, sekali seri, dan sekali kalah.
Pemusatan latihan di Turki dijadwalkan berakhir hingga 15 November. Selanjutnya, Muhammad Ferrari dkk akan bertolak ke Spanyol.
Rangkaian pemusatan latihan di Eropa merupakan bagian dari persiapan Timnas Indonesia U20 sebelum mentas di Piala Asia U20 dan Piala Dunia U20 tahun depan.
Sisa 2 Kelemahan
Pelatih Shin Tae-yong (STY) membongkar kelemahan Timnas Indonesia U20 meski berhasil menang 3-2 atas Antalyaspor. STY memuji kerja keras pemain yang sukses melakukan comeback usai sempat tertinggal 0-1 di babak pertama.
Namun, kemenangan Indonesia U-20 atas Antalyaspor menyisakan pekerjaan rumah yang harus dibenahi STY. Sedikitnya ada dua faktor yang jadi sorotan STY di laga uji coba kali ini.
Pertama, STY menyoroti mental bertarung pemainnya saat menghadapi lawan dengan postur lebih tinggi. Kedua, sentuhan pemain masih kurang sempurna di lapangan.
“Secara keseluruhan kita bisa lihat para pemain Eropa, termasuk lawan kita hari ini, postur tubuhnya lebih baik dari pemain kita,” kata STY dalam rilis media officer PSSI. “Jadi, sebelum kick off pemain seperti sudah takut lebih dulu. Saat bertanding juga agak kurang berani dalam berduel.”
Kendati demikian, STY optimistis bisa membenahi mental bertarung anak asuhnya secara bertahap lewat serangkaian laga uji coba di Eropa.
“Postur pemain kita rata-rata memang masih kecil. Itu yang menjadi alasan mereka takut berduel. Kita tidak bisa memperbaiki masalah ini secara instan. Harus selangkah demi langkah.”
Selain itu, STY juga menilai sentuhan pasukan Garuda Nusantara masih kurang sempurna di lapangan. “Sentuhan bola juga agak kurang dan lebih fokus melihat bola saat menendang. Itu harus dilatih individual. Tapi waktunya tidak banyak untuk membenahi itu,” katanya.
Namun STY berusaha fair. Selain mengkritik, ia juga memuji pemainnya. Di babak pertama ia sengaja menurunkan para pemain yang belum banyak mendapatkan kesempatan tampil di Turki. Ia baru menurunkan sejumlah pemain utama di babak kedua.
“Walaupun babak kedua dimulai dalam keadaan tertinggal 0-1 tetapi sampai akhir laga hasilnya maksimal kita bisa membalikkan skor 3-2. Saya memuji seluruh pemain yang sudah bekerja keras,” ujar STY melanjutkan.
