BISNIS

Bulog Kalteng Berhasil Realisasikan Serapan Gabah 114 Persen

KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan hingga saat ini serapan gabah petani di wilayahnya telah  melampaui target dengan realisasi mencapai 114 persen.

Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah Budi Sultika di Palangka Raya, Sabtu (15/3), menyampaikan, serapan gabah di provinsi setempat menjadi salah satu yang terbaik secara nasional, yakni dari target 1.856 ton untuk tahun 2025, kini sudah terserap sekitar 2.130 ton.

“Jadi kami akan berupaya mengejar serapan 300 persen, karena ini terkait swasembada pangan, kita harus buktikan bahwa memang Kalteng ada sawah,” jelasnya.

Budi menegaskan penyerapan hasil pertanian secara optimal yang pihaknya lakukan, juga merupakan keseriusan dan komitmen Bulog dalam mendukung swasembada pangan nasional.

“Tim di lapangan benar-benar solid, juga berkat kolaborasi bersama dengan lintas sektor, seperti pemda, TNI, Polri, Kejaksaan serta lainnya untuk mewujudkan swasembada pangan,” tegasnya.

Lebih lanjut Budi memaparkan, pihaknya membentuk dua tim untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dari para petani di seluruh wilayah Kalteng.

Adapun untuk internal Bulog Kalteng telah membentuk dua tim di setiap unit, pertama tim jemput gabah, dan kedua tim monitoring pengolahan.

Tim jemput gabah bertugas melakukan penyerapan gabah petani di berbagai daerah dan memastikan harga pembelian Rp6.500 per kilogram, sedangkan tim monitoring pengolahan bertugas mengawal gabah yang telah diserap hingga diproses atau diolah menjadi beras.

“Gabah digeser ke penggilingan, nah kami sudah kerja sama dengan penggilingan-penggilingan. Karena nanti masuk ke gudang tetap beras,” jelasnya.

Menurut dia, pihaknya juga mengedukasi para petani di lapangan agar melaksanakan panen secara tepat, sehingga memberikan hasil yang benar-benar berkualitas.

Hanya saja yang menjadi evaluasi pihaknya, yakni infrastruktur pasca panen di wilayah setempat masih memerlukan peningkatan, misalnya dryer atau pengering, hingga rice milling unit (RMU) belum tersedia masif.

“Dan ini juga masukan bagi kami (Bulog) untuk mempersiapkan, sebagai bagian evaluasi pertanian untuk kemajuan di masa mendatang,” jelasnya.

 

 

Sumber: ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!