KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) DPD Kalimantan Tengah mengadakan pelatihan pemahaman interaksi dengan penyandang disabilitas.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Palangka Raya Budi Wahyudi di Palangka Raya, Senin (29/7), mengatakan kegiatan ini dalam rangka memberikan jaminan sosial yang memadai bagi penyandang disabilitas.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua pekerja, termasuk penyandang disabilitas, mendapatkan perlindungan yang layak. Program ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung inklusi dan kesejahteraan penyandang disabilitas,” kata dia.
Peserta pelatihan mendapatkan materi tentang cara berinteraksi yang baik dengan penyandang disabilitas serta merasakan langsung tantangan yang dihadapi melalui simulasi.
Pelatihan ini mencakup pengalaman langsung dari perspektif penyandang disabilitas untuk meningkatkan empati dan pemahaman peserta.
Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Palangka Raya Diska Ardi Septa Mikella mengatakan pelatihan diselenggarakan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan sekaligus asesmen kelayakan ruang layanan bagi para penyandang disabilitas.
Pelatihan ini untuk memberikan wawasan mendalam tentang cara berinteraksi yang tepat dengan penyandang disabilitas serta pentingnya perlindungan sosial dalam dunia kerja.
Peserta pelatihan terdiri atas perwakilan perusahaan, instansi pemerintah, dan organisasi masyarakat yang berkomitmen mendukung inklusi penyandang disabilitas.
Ia mengharapkan kegiatan ini meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif serta ramah penyandang disabilitas.
Ketua HWDI Syamsiah mengatakan pelatihan ini langkah penting membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih baik terhadap penyandang disabilitas.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas dan bagaimana cara berinteraksi yang baik dan empatik,” ujarnya.
Ketua PPDI DPD Kalimantan Tengah Junia Rendi mengatakan pengalaman langsung dari perspektif penyandang disabilitas akan memberikan dampak signifikan dalam mengubah pola pikir dan sikap peserta.
“Kami ingin peserta tidak hanya tahu secara teori, tetapi juga merasakan langsung bagaimana rasanya menjadi penyandang disabilitas. Dengan demikian, mereka dapat lebih menghargai dan mendukung penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Selain pelatihan interaksi, kerja sama ini juga mencakup program peningkatan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas melalui BPJS Ketenagakerjaan.
Sumber: ANTARA