Bonus Belum Dibayar, Atlet Dayung Ancam Tidak Ikut PON

KABARKALIMANTAN1, PALANGKA RAYA – Sejumlah atlet dayung Kalimantan Tengah yang ikut berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, di Papua, Oktober 2021 lalu, menuntut bonus yang hingga kini belum direalisasikan. Padahal multieven bergengsi ini, mereka menorehkan prestasi dengan meraih enam medali yakni dua emas dan empat perunggu.

“Intinya tujuan kita menuntut bonus. Ini kan sudah setahun lebih. Kami sudah pernah bertanya ke KONI dan juga Dispora, tapi menurut kami jawaban mereka tidak memuaskan, bahkan sampai sekarang tidak ada kejelasan sama sekali sekali,”kata Septivina, bersama 8 rekan-rekannya, Indra dan Davit (atlet Pelatnas), Kamal Sari, Fujianae,Yerni, Seli, Kisyanita dan Astiana, di Palangka Raya, Kamis (22/12/2022).

Memang saat peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tingkat Provinsi Kalteng beberapa waktu lalu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran telah memberikan tali asih tapi bagi mereka itu bukan bonus, karena bonus dan tali asih dua hal yang berbeda.

“Kalau bonuskan jelas rinciannya, dapat satu emasnya berapa, perak perunggu berapa. Terus pelatihnya juga dapat, nah kemarin itu hanya tali asih karena yang dapat hanya kami atlet saja dan jumlahnya sama semua. Tapi kami berterimakasih kepada gubernur yang telah memberikan tali asih kepada kami,”ujar mereka.

Sementara itu Davit menyatakan, bagi peraih medali, bonus sangat penting sebagai motivasi dan merasa dihargai sebagai pahlawan olahraga. Sebaliknya jika tidak ada bonus, mereka khawatir akan berdampak tidak ada yang mau menjadi atlet lagi karena perjuangannya kurang dihargai, padahal berjuang di PON membawa nama daerah bukan pribadi.

“Karena sebagai atlet itu, kami anggap berkarir disitu, berjuang juga buat masa depan, masa iya sudah berprestasi, latihan dan ada pembuktian prestasi sudah diraih, kok pulang-pulang tidak ada penghargaan,”ucapnya.

Oleh sebab itu mereka mengancam, jika tuntutan mereka mereka tidak digubris, mereka sepakaat bakalan tidak akan mengikuti Pra PON dan PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.

“Intinya kami minta kejelasan, ada atau tidak ada bonusnya, kejelasan rinciannya. Kemudian yang Rp110 juta yang dijanjikan saat pengalungan medali juga belum ada kejelasan. Adik-adik yang masih sebagai atlet ini juga tidak mau berjuang lagi nantinya, atau mogok di Pra PON dan PON berikutnya,” pungkas Davit

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *