KESRA

BMKG: Waspada Karhutla di Kotawaringin Timur

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit meminta masyarakat waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring menurunnya intensitas curah hujan.

“Dari prakiraan kami pada dasarian II dan III Juli sampai dengan dasarian I Agustus intensitas curah hujan sudah mulai berkurang, walaupun di sela waktu itu masih ada potensi hujan,” kata Plt Kepala BMKG Kotim sekaligus Prakirawan Mulyono Leo Nardo di Sampit, Kamis (18/7).

Mulyono menyampaikan kondisi cuaca di Kotawaringin Timur pada dasarian I Juli masih ada potensi hujan dengan curah hujan rata-rata 150 milimeter dan masuk kategori normal. Namun, memasuki dasarian II Juli sampai dasarian I Agustus intensitas curah hujan berangsur-angsur menurun hingga ditetapkan sebagai awal musim kemarau.

Menurunnya intensitas curah hujan ini bisa berdampak pada kekeringan sehingga berpotensi karhutla, khususnya di wilayah selatan Kotawaringin Timur karena rata-rata kawasan tersebut merupakan lahan gambut yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan.

“Berdasarkan Spartan (sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan) beberapa hari ke depan potensi karhutla meningkat, maka warga diimbau agar tidak membakar lahan sembarangan dan kepada instansi terkait agar hal ini menjadi perhatian,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, hotspot atau titik panas terdeteksi mulai bermunculan dalam beberapa hari terakhir. Contohnya, pada Selasa (16/7) titik panas terdeteksi di Desa Tangar dan Tanjung Jariangau Kecamatan Mentaya Hulu, lalu Desa Tumbang Boloi di Kecamatan Telaga Antang.

“Kendati demikian, kemunculan hotspot diharapkan tetap menjadi perhatian pemangku kepentingan. Misalnya dengan melakukan cek lapangan atau ground check guna memastikan tidak ada kebakaran dan kalaupun ada bisa cepat ditanggulangi,” ujarnya.

Ia menambahkan kondisi kemarau di Kotawaringin Timur​​​​​​​tahun ini diprakirakan akan lebih basah dibanding tahun lalu, walaupun potensi karhutla masih ada.

Di sisi lain Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama BMKG pusat tengah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di sejumlah wilayah, salah satunya di Kalteng  sejak 6 hingga 15 Juli 2024.

Dampak dari OMC sudah mulai terlihat dalam beberapa hari terakhir dengan adanya hujan ringan di beberapa wilayah Kotawaringin Timur​​​​​​​, termasuk Kota Sampit. Dengan adanya OMC serta upaya pemerintah daerah melalui satgas penanggulangan bencana diharapkan kasus karhutla di Kotawaringin Timur​​​​​​​tahun ini dapat ditekan.

 

 

Sumber: ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!