KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya — Kepimpinan Agustiar Sabran sebagai Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah bakal berakhir 10 November mendatang. Pemilihan ketua baru, diagendakan akan digelar di Palangka Raya, Minggu (7/11/2021).
Ketua Umum Fordayak Kalteng, Bambang Irawan merupakan salah satu sosok yang digadang-gadangkan dan ramai diperbincangkan di media sosial, pantas menakhodai DAD Kalteng selama 5 tahun kedepan.
Menanggapi hal tersebut Bambang mengucapkan terimakasih dan menyatakan kesiapannya, atas keinginan sejumlah masyarakat dan ormas yang menginginkan dirinya maju dalam pemilihan nanti.
“Selama itu untuk kebaikan dan didukung teman-teman ataupun masyarakat, aku siap maju, jika memang bisa. Kalau aku nothing to lose aja, mengalir sajalah,”kata Bambang, di Palangka Raya, Sabtu (6/11/2021).
Oleh sebab itu ia mengaku belum ada komunikasi dengan kabupaten/kota. Walau ia sudah mendengar bahwa untuk bisa dicalonkan harus mendapat dukungan dari pemilik suara di kabupaten/kota.
Bambang mengatakan dirinya bisa “menangkap” keinginan dari rekan-rekan sesama ormas yang ingin adanya perubahan warna baru di tubuh internal DAD Kalteng. Ia punya mimpi berkeinginan menjadikan DAD sebagai “kiblat” orang Dayak.
Sebab suasana saat ini yang dirindukan oleh ormas yang memberinya dukungan, karena ingin menjadikan DAD lebih baik lagi. Kendati tak dipungkiri saat ini memang sudah baik.
Menurut Bambang masih banyak yang harus dilakukan perubahan, terutama personal Perda, untuk memisahkan kedemangan dengan DAD, sehingga kewenangan-kewenangan pun tidak campur aduk dan tumpang tindih.
Keberadaan ormas Dayak di Kalimantan Tengah harus dirangkul dan dinaungi DAD agar bisa menjadi kekuatan bukan berdiri sendiri, walau bukan merupakan bagian sayap DAD. Dengan demikian, bisa jadi satu “kekuatan” agar dapat menghadapi Kalteng sebagai penyangga ibukota negara, dengan kawasan food estate.
“Itu sebenarnya yang penting. Bagaimana ormas tidak bergerak dan berjalan sendiri. Ayo berkolaborasi untuk menjadikan utus Dayak lebih baik, banyak yang bisa dilakukan daripada berjalan sendiri-sendiri,”ujar Pengurus DAD Kota Palangka Raya ini.
Ia mengaku miris melihat sesama utuh itah saling mencekal, sedangkan orang luar sudah mulai masuk “menancapkan” akar di Kalteng. Tentu saja ini semakin membuat tertinggal, karena hanya berpolemik di internal.
Bambang juga ingin jangan sampai keberadaan ormas menjadi momok yang menakutkan bagi investor, sehingga ragu untuk berinvestasi di Kalteng. Apabila ada permasalahan masyarakat, alangkah baiknya jika sengketa diselesaikan bukan secara sporadis dilakukan ormas tapi tetap terkordinir dengan DAD.
“Jika memang yang diperjuangkan hak masyarakat, akan terealisasi. Tapi kalo memang bukan hak masyarakat diberi edukasi ke masyarakat,”pungkasnya.
Dukungan aspirasi dari ormas kepada dirinya, untuk menjadi Ketua DAD Kalteng terus mengalir, yakni GEPAK, PBB Banama, Perajah Motanoi, KDNK, Borneo Sarang Paruya, Gerakan Betang Bersatu dan Bawi Nyai Dayak. (TVA)