KABAR KALIMANTAN1, Buntok – Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, melaksanakan studi tiru pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Studi tiru di Kabupaten Banyumas, sebab kabupaten ini merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat rujukan dalam pengelolaan sampah,” kata Penjabat Bupati Barito Selatan Deddy Winarwan di Buntok, Rabu (29/11).
Menurut dia, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil dalam melakukan pengelolaan sampah.
Pemkab Barito Selatan melaksanakan kunjungan ke Kabupaten Banyumas untuk melihat secara langsung bagaimana inovasi yang digunakan dalam pengelolaan sampah.
Inovasi terkait pengelolaan sampah, kata dia, telah didapatkan di Kabupaten Banyumas ini nantinya akan diterapkan di Kabupaten Barito Selatan.
“Itu dilakukan agar pengelolaan sampah di Barito Selatan ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi,” kata Deddy.
Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengucapkan terima kasih kepada Penjabat Bupati Barito Selatan beserta jajarannya yang telah menjadikan kabupaten ini sebagai tempat dilaksanakannya studi tiru mengenai pengelolaan sampah.
“Pada prinsipnya, kami sangat terbuka dalam berbagi ilmu dan pengalaman dalam pengelolaan sampah yang sebelumnya menjadi salah satu permasalahan bagi Pemkab Banyumas,” terangnya.
Menurut Hanung, dulunya Kabupaten Banyumas memiliki permasalahan yang sama dengan daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia ini terkait dengan pengelolaan sampah.
Kemudian, kata dia, setelah Pemkab Banyumas membangun pusat daur ulang (PDU) dan tempat penampungan sementara (TPS) serta tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPS3R) di sejumlah tempat, sehingga pengelolaan sampah di kabupaten ini dapat terkelola dengan baik.
“Sejumlah PDU, TPS dan TPS3R yang telah dibangun di sejumlah tempat tersebut dikelola oleh masing-masing kelompok swadaya masyarakat (KSM),” jelas Hanung.
Sedangkan untuk pemasukan bagi KSM itu sendiri, lanjut dia, berasal dari iuran sampah dan dari penjualan hasil pengolahan sampah berupa barang-barang rongsokan yang masih bernilai ekonomis.
“Selain itu juga, pemasukan bagi KSM berasal dari sampah yang dijadikan sebagai bahan yang memiliki nilai ekonomis,” tambah Hanung.
Studi tiru yang yang dilaksanakan pemerintah kabupaten Barito Selatan di Kabupaten Banyumas itu bersamaan dengan Pemerintah Kabupaten Pematang Siantar. (ANT)