KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Begitu pulang dari ibadah haji, Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, tak mau menjawab pertanyaan soal politik. Selama di Arab Saudi, namanya lekat dengan polemik soal Jakarta International Stadium (JIS).
Isu yang beredar, pemerintah yang terang-terangan tak mendukung Anies melainkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, terus mencari-cari kesalahan Anies. Tak hanya di event Formula E, tapi juga apapun yang dianggap miring terkait JIS. Maklum, stadion yang dibangun dengan dana hampir Rp5 triliun itu identik dengan Anies.
Isu lain seputar Anies terkait nama Cawapres, yang pilihannya diserahkan KPP kepada eks Gubernur DKI Jakarta itu. Ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Anies hanya tertawa dan mengatakan akan berbicara di lain waktu. “Dapat ilham? Ha..ha..ha.. Nanti ya, sesudah ini saja,” ujar Anies, Rabu (12/7/2023).
“Tak ada pembahasan soal politik saat saat bertemu dengan Pak Ganjar Pranowo di Arab Saudi. Semua diskusinya tentang ibadah, pengalaman haji, hikmah, dan hal-hal terkait kegiatan kita selama haji di sana. Kami bertemu banyak masyarakat dan tokoh-tokoh di sana,” katanya.
Terpisah, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyambut kepulangan Anies mengatakan keputusan Cawapres sepenuhnya di tangan Anies. Ia hanya berharap pasangan Anies mampu melengkapi KPP yang saat ini beranggotakan Demokrat, Nasdem, dan PKS.
“Kami memberikan hak sepenuhnya kepada capres untuk menetapkan dan mendeklarasikan siapa yang akan menjadi cawapres secara terbuka pada saatnya nanti,” ujar AHY.
Dinilai Isu Tak Penting
Di jalur bola, nama Anies “dicatut” Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, terkait polemik JIS. “Pak Anies sendiri sudah mengatakan, JIS milik Indonesia. Karena itu, saya berharap kita tak lagi mengangkat polemik tentang JIS dalam kaitannya dengan politik,” ujar Erick.
Pernyataan pendek Anies sebenarnya hanya berupa cuitan petinggi PKS, Mardani Ali Sera. Ia mengutip pernyataan Anies, bahwa ia mempersilakan JIS mau diperbaiki atau bahkan direnovasi. Toh tugas dia sebagai Gubernur DKI Jakarta sudah selesai. “Silakan saja mau perbaiki bahkan direnovasi. Kan JIS bukan milik saya, tapi milik Indonesia,” ujar Anies..
“Itu kan isu tidak penting lagi. Tak ada soal politik dalam renovasi atau perbaikan JIS. Semua semata demi lolos verifikasi FIFA. Maka iya kita sudah gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U20, lalu mau gagal lagi jadi tuan rumah Piala Dunia U17?”
Pengamat Tommy Welly menyebut PSSI serampangan menilai JIS takkan lolos verifikasi FIFA, baik dari aspek rumput, lahan parkir, dan jalan keluar yang belum standar. “Yang melakukan verifikasi itu FIFA, bukan PSSI, apalagi Menteri PUPR. Tinggal undang FIFA untuk memverifikasi, apa kekurangannya. Soal rumput, sudah standar FIFA,” ujar Tommy.
Terpisah, Nugroho Setiawan, pemegang lisensi Safety and Security FIFA, menyebut JIS memang dirancang sesuai pedoman FIFA Stadium Technical Recommendation. Namun, stadion berkapasitas 82.000 penonton tersebut memang belum diverifikasi oleh Tim Kompetisi FIFA. “Andai ada kekurangan, tinggal dicarikan mitigasinya. Selama tidak dikaitkan dengan sentimen politik, pasti ada pemecahannya,” kata Nugroho Setiawan, Minggu (9/7/2023).
Menurut sumber redaksi di PSSI, FIFA pernah melakukan inspeksi JIS, tepatnya saat otoritas sepak bola dunia itu mengecek kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 yang akhirnya batal.
Menurut pihak FIFA akses lahan parkir dan juga akses keluar masuk penonton di JIS belum memenuhi standar. “Jika berpedoman kepada standar FIFA, waktu evakuasi penonton dari tempat duduk ke area aman adalah 8 menit, kemudian jika kebakaran waktu standar FIFA menjadi 2,5 menit. Tapi di JIS, itu bisa dicarikan mitigasinya,” imbuh Nugroho.
Sayang jika stadion yang bahkan oleh netizen Malaysia dianggap termegah di Asia Tenggara, justru disudutkan hanya karena faktor Anies Baswedan, rival terberat Capres yang diusung penguasa.