Jika Jadi Presiden, Prabowo: Semua Saya Ajak ke Pemerintahan

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Niat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto baik. Ia ingin mengajak semua pihak masuk ke pemerintahan jika memenangkan Pilpres 2024.

Tujuannya, bisa jadi membuat iklim sejuk jelang masa kampanye. Dinamika dalam koalisi yang kini diwarnai friksi dan tensinya meninggi, bisa lebih lantai.

Prabowo juga tidak sungkan mengajak lawan politiknya kelak bersatu dalam rezim baru. Langkah itu dinilai penting demi persatuan dan bersama-sama membangun bangsa.

“Kalau saya menang, In Syaa Allah saya menang, saya akan mengajak semua unsur masuk dalam pemerintahan. Kita harus bersatu membangun negeri ini. Itu keyakinan saya,” kata Prabowo lewat keterangan tertulis, Jumat (30/6/2023).

Prabowo mengatakan politik di Indonesia harus bijaksana dan penuh kesadaran. Menurutnya, para pemimpin bangsa harus mampu menjadi ujung tombak yang mempersatukan keberagamaan suku dari Sabang sampai Merauke.

“Kita harus sadar bahwa negara kita terlalu besar, terlalu beragam, terlalu banyak suku, kelompok etnis, terlalu banyak daerah. Kalau kita tidak di ujungnya punya suatu elit, unsur pimpinan yang kompak bisa kerja sama, sulit untuk kita sampai ke potensi kita,” kata Prabowo

Ia juga menganalogikan politik layaknya sepakbola yang harus mengedepankan kerja sama jika ingin meraih kemenangan.

“Saya ini suka sepak bola, teamwork. Kita bisa menang kalau sebelas orang ini kerja sama, one team. Ini yang bisa jadi juara. Indonesia perlu kerja sama ini,” katanya.

Hingga kini ada 3 bakal calon presiden yang sudah dideklarasikan, yakni Ganjar Pranowo yang didukung PDIP, PPP, dan Perindo; Prabowo didukung Gerindra dan PKB; serta Anies Baswedan yang diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Dinilai Blunder

Namun demikian, pernyataan Prabowo justru dinilai blunder. Prabowo dinilai irisan antara rezim Order Lama dengan rezim Jokowi. Ada niat menyatukan, tapi saat situasi berat, oposan benar-benar dijauhi, bahkan dimusuhi.

Mayoritas rakyat pun mengkritisi ucapan Prabowo. Hanya 1-2 yang langsung menerima pandangan Prabowo.

@Agus: “Menurut saya pribadi harus tetap ada pihak oposisi sebagai penyeimbang, sekaligus menjadi filter manakala ada kebijakan di dalam pemerintahan yang dianggap kurang pas.

@Edward Setiawan: “Betul pak, untuk membangun bangsa ini diperlukan dukungan semua pihak.”

@Sudirja: “Iya Pak. Semoga pemimin bangsaku berikutnya menciptakan kedamaian dan persatuan, bukan perusak kedamaian dan persatuan.”

@Sandosi: “ini sih konsep ordebaru kalau semua ada di pemerintahan.”

@Akhmad Fathoni: “Dimana check n balance-nya Pak kalau semua masuk pemerintahan? Ini konsep bernegara yang sesat. Semakin menyakinkan saya untuk tidak pilih Bapak.”

@Mulyadi : “Niat baiknya bagus, namun rakyat sudah cerdas. Semua bergabung ke pemerintahan, itu sangat menyesatkan. Tidak ada lagi pengawasan atas pemerintahan, seperti tetjadi di rezim sekarang. Peraturan, kepres, dan undang-undang diputuskan dengan sewenang-wenang. Waspadalah.”

@Subeki: “Ikut membangun negeri itu tak selalu harus satu suara dengan penguasa. Setelah nyaman berkuasa, di tengah jalan penguasa dan kroninya, sering lupa ingatan. Sejarah sudah membuktikan. Kritis terhadap kebijakan yang abaikan pada rakyat, termasuk membangun negara. Sayang, banyak orang mudah terbuai janji sebelum Pemilu atau Pilkada.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *