KABARKALIMANTAN1, Paris – Minggu lalu, tepat sehari setelah laga PSG vs Montpellier, pelatih Christophe Galtier dan Luis Campos selaku penasihat sepak bola PSG, menemui Neymar Jr dan Kylian Mbappe. Mereka menyikapi ribut di antara kedua bintang.
Keributan dipicu soal rebutan jadi eksekutor tendangan penalti. Dalam kemenangan 5-2 atas Montpellier, Sabtu lalu, pada menit ke-38, Mbappe bersikeras untuk mengambil tendangan penalti, setelah gagal sebelumnya. Neymar menolak hingga sempat terjadi diskusi singkat di antara mereka.
Pemain asal Brasil itu lalu dengan yakin mengeksekusi tendangan penalti dan gol. Neymar mencetak 2 gol dalam laga itu, sedangkan Mbappe hanya satu (seharusnya 2 jika penalti pertamanya tidak gagal).
Dalam konferensi pers pasca-laga, Galtier mengakui bahwa penalti telah diambil berdasarkan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Mbappe adalah pengambil pertama dan Neymar yang kedua.
Namun, kasus internal tersebut tidak berakhir di situ. Beberapa jam kemudian, Neymar “like” 2 unggahan di Twitter. Isinya, memojokkan Mbappe soal penalti PSG, dan Neymar-lah spesialis eksekutor penalti.
Kerja Kolektif
Dilansir dari RMC Sport, Luis Campos mengingatkan keduanya, bahwa perilaku mereka tidak boleh menghalangi kinerja kolektif. Jika ada ketidak-sepakatan dengan hal teknis, seperti penentuan eksekutor penalti, harus diselesaikan secara internal.
Campos-Galtier ingin menuntaskan masalah ini sesegera mungkin dan dengan cara yang adil, termasuk memberi peringatan. Kedua penyerang itu pun disebut akan mematuhi keputusan yang diambil. PSG akan terus mengawasi hubungan kedua pemain dengan ketat sepanjang musim.
Banyak yang menilai, semua masalah diawali dari keistimewaan yang dipperoleh Mbappe. Saat akan bergabung dengan Real Madrid tahun lalu, Mbappe ditawari bertahan dengan sejumlah iming–iming.
Dia dapat tambahan gaji, ikut punya otoritas memecat dan/atau merekrut pemain, pelatih, hingga direktur klub, serta mendapatkan sebagian saham PSG.
Inilah yang membuat Mbappe ngelunjak dan kurang menghormati pelatih, apalagi pemain. Padahal, di PSG ada 2 mega bintang, Lionel Messi dan Neymar, yang bersahabat sejak di Barcelona. Mereka tidak terlalu tertarik pada tugas “melayani” Mbappe.
Seperti dilansir L’Equipe, Mbappe absen dalam latihan pekan lalu karena alasan pribadi yang tidak diketahui. Mbappe juga marah kepada Vitinha karena tak mengoper bola kepadanya saat terjadi serangan balik. Mbappe yang kesal, menghentikan larinya sambil mengangkat tangan tanda kecewa.
Saat ada diskusi kepergian Neymar dari PSG, Mbappe setuju memasukkan dia dalam daftar jual musim panas ini. Seperti dikutip dari L’Equipe, Mbappe tidak pernah secara eksplisit meminta Neymar pergi, tapi dia setuju.
Sebuah sumber di tubuh PSG menyebut Neymar kecewa dengan segala keistimewaan yang diberikan klub pada Mbappe, karena berdampak buruk pada pemain lain.
Neymar adalah pemain terbaik klub pada awal musim ini. Fakta tersebut tentu di luar perkiraan, sebab PSG siap menjualnya. Pemain Brasil itu merespons dengan kembali sepekan lebih awal dari liburan, mengembalikan kebugaran fisik, dan menunjukkan sikap terpuji.
Ego sekumpulan bintang diyakini segera mengeluarkkan Neymar, bahkan Messi, dari Parc des Princes, markas PSG. Barca, Manchester United, dan Newcastle United, serta Manchester City, berminat menampungnya.