KABARKALIMANTAN1, Turin – Lagi-lagi Juventus tersandung kasus di luar lapangan. Sempat terjerat kasus calciopoli, kini Juve terkena hukuman pengurangan 15 poin di Liga Italia.
Jaksa FIGC memutuskan untuk menjatuhkan hukuman pengurangan poin setelah Juventus dinyatakan bersalah dan melakukan pelanggaran mengenai laporan keuangan dalam investigasi FIGC. Namun Bianconeri masih bisa banding atas keputusan ini.
Dikutip dari Sport Bible, investigasi tersebut terkait metode pembayaran yang mereka lakukan pada pemain sepanjang 2020 dan 2021, ketika para pemain setuju menerima pemotongan gaji akibat dampak dari Covid19.
Dengan pemotongan 15 poin, Juventus langsung terperosok ke urutan 10 klasemen sementara. Poin Juventus kini tersisa 22 angka. Juventus kini berjarak 25 poin dari Napoli yang ada di puncak klasemen dan tertinggal 12 angka dari Lazio.
Padahal sebelum insiden ini terjadi, Juventus sedang dalam tren bagus lewat raihan 24 poin dari sembilan laga yang dimainkan. Walaupun kalah 1-5 dari Napoli di laga, Juventus setidaknya punya peluang besar untuk bersaing di papan atas.
Juventus masih bisa melakukan banding atas hukuman pengurangan 15 poin ini. Dengan demikian Bianconeri masih bisa berharap mendapatkan hukuman yang lebih ringan dibanding sanksi yang dijatuhkan saat ini.
Sebelum hukuman ini dijatuhkan, para petinggi klub termasuk Pavel Nedved sudah lebih dulu memutuskan mundur dari jabatannya ketika kondisi finansial Juventus mulai diselidiki.
Selain dikenal sebagi klub elit Italia, Juve memang akrab dengan masalah non-teknis. Skandal Calciopoli pernah menjerat mereka pada 2006. Mereka didakwa menyuap wasit serta pengurus liga untuk melakukan pengaturan skor terjadi pada musim 2004/2005, yang terungkap pada tahun 2006.
Hukuman yang mereka terima saat itu tak main-main. Juventus terdegradasi ke Serie B dan kehilangan 2 Scudetto Serie A. Rupanya mereka tidak kapok. Para pemain top Juve kini mengambil ancang-ancang untuk pindah klub musim panas mendatang.