Sirajul Rahman Minta Pemprov Kalteng Perkuat Mitigasi dan Manajemen Risiko Bencana

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Tengah, Sirajul Rahman, meminta Pemerintah Provinsi Kalteng untuk memperkuat langkah mitigasi dan manajemen risiko bencana guna mengantisipasi ancaman kerugian yang dapat muncul akibat kondisi cuaca ekstrem.

“Kita menghadapi cuaca yang tidak dapat diprediksi, baik panas ekstrem maupun curah hujan tinggi. Karena itu, upaya antisipasi harus diperkuat agar tidak menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Sirajul menegaskan bahwa Kalimantan Tengah adalah wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap bencana, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau serta banjir di musim hujan. Menurutnya, respons cepat dan terukur harus diawali dari tahap perencanaan pembangunan.

“Mitigasi risiko tidak boleh hanya muncul setelah bencana terjadi. Pemerintah harus memasukkannya sejak perencanaan pembangunan agar hasilnya benar-benar efektif,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa berbagai potensi bencana seperti banjir, longsor, hingga abrasi dapat ditekan jika desain infrastruktur dirancang dengan mempertimbangkan risiko lingkungan. Infrastruktur semestinya dibangun untuk tahan terhadap perubahan kondisi alam yang ekstrem.

“Kalau perencanaan hanya mengejar output fisik tanpa mempertimbangkan risiko bencana, maka bangunan itu akan cepat rusak. Alhasil, anggaran yang dikeluarkan akan terbuang percuma,” tegas legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Sirajul menekankan bahwa pembangunan yang mengabaikan aspek lingkungan bukan hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat.

Karena itu, ia meminta pemerintah daerah memperluas kerja sama dengan akademisi, lembaga riset, dan masyarakat lokal dalam menyusun kebijakan berbasis mitigasi.

Menurutnya, setiap proyek di Kalimantan Tengah ke depan harus dilengkapi analisis risiko bencana dan perencanaan teknis yang matang. Hal ini penting agar pembangunan memberikan manfaat jangka panjang serta mampu bertahan menghadapi dinamika alam.

“Pembangunan harus berjalan, tetapi antisipasi bencana tidak boleh diabaikan. Keduanya harus berjalan beriringan agar pembangunan benar-benar terukur dan berkelanjutan,” tutup Sirajul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *