KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Akhirnya misteri nama calon presiden yang akan diusung oleh PDIP di Pilpres 2024 segera terkuak. Di balik hingar bingar dinamika koalisi partai lain serta manuver kandidat capres jelang Pilpres 2024, PDIP mulai sibuk menyeleksi kadernya.
Ada yang menyebut, seleksi yang dilakukan itu merupakan cara halus untuk “mendongkel” Ganjar Pranowo yang punya elektabilitas tertinggi di akar rumput partai banteng itu.
Sumber redaksi dari kalangan politikus PDIP menyebut, saat ini seleksi sudah mengerucut menjadi 5 kader. Semuanya dipertimbangkan berdasarkan kualitas dan riwayatnya selama ini sebagai kader PDIP.
“Sekarang sudah jadi 5 nama,” ucap sumber tersebut.
Ke-5 kader yang tengah diseleksi itu adalah mereka yang lolos dari tahapan sebelumnya. Sempat ada belasan nama kader PDIP yang dipersiapkan, namun dicoret dan tidak lolos tahapan seiring berjalannya waktu.
Ada syarat umum dan khusus yang ditetapkan PDIP dalam menggodok nama-nama kader untuk diusung di Pilpres 2024 mendatang. Syarat umum yang dimaksud yakni tidak pernah memiliki riwayat masalah dengan PDIP. Tentunya tidak pernah diberikan surat peringatan dari DPP PDIP.
Kalau ini yang jadi syarat, maka Ganjar terdongkel. Soalnya, Gubernur Jateng itu pernah mendapat surat peringatan, seperti halnya FX Rudiyatno, PDIP Solo, yang terang-terangan mendukung Ganjar jadi Capres 2024.
Mengenai syarat khusus, sumber itu belum mau merinci. Dia hanya mengatakan bahwa DPP PDIP menyeleksi dan melihat kualitas kandidat dengan wawancara tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebangsaan. “Kualitas harus diutamakan,” kata sumber tersebut.
PDIP adalah partai yang berpotensi menjadi pesaing terkuat di Pemilu 2024 mendatang berdasarkan hasil survei banyak lembaga. PDIP selalu diprediksi meraih banyak suara di pemilihan anggota DPR.
Berangkat dari kans dan popularitas besar PDIP untuk memenangkan Pemilu 2024 itu, wajar jika banyak yang menanti siapa sosok calon presiden yang akan diusungnya.
PDIP juga satu-satunya partai politik peserta Pemilu 2024 yang bisa mendaftarkan capres-cawapres ke KPU tanpa harus berkoalisi. Pasalnya, mereka sudah memenuhi syarat kepemilikan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional hasil pemilu sebelumnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kepala Badan Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto untuk mengonfirmasi proses seleksi capres tersebut. Namun belum ada yang merespons.
Presiden Jokowi sempat menyebut bahwa PDIP bakal mengusung kadernya sendiri untuk dijadikan calon presiden. Jokowi memuji itu (Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden)
Diumumkan Juni
Sumber redaksi lainnya mengatakan seleksi kader untuk dijadikan kandidat capres akan mengerucut menjadi tiga nama pada Maret mendatang dan tidak akan diumumkan kepada publik.
Setelah itu akan menjadi satu nama di bulan Juni mendatang dan akan diumumkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Rencananya itu Juni akan diumumkan. Rencananya,” ucap sumber tersebut.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Hendrawan Supratikno melalui pesan singkat untuk mengonfirmasi proses seleksi dan rencana pengumuman capres tersebut. Namun belum ada yang merespons.
PDIP bakal menggelar acara besar di Gelora Bung Karno di Hari Lahir Pancasila 1 Juni mendatang. Kader dari berbagai daerah akan berkumpul di sana.
Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan capres dari partainya tidak akan diumumkan pada momen tersebut. “Nanti momentum capres akan dilakukan pada momentum lain,” kata Hasto ditemui usai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1).
Mengenai sosok capres, Hasto pernah mengatakan partainya tidak mengutamakan popularitas. Dia menganggap selama ini bursa capres seolah dibentuk oleh lembaga survei yang hanya didasari popularitas.
“PDIP tidak mau terpaku pada hal tersebut. Hasto mengatakan PDIP akan melihat kualitas dan kapabilitas sosok untuk memimpin Indonesia ketimbang hanya bermodal popularitas.”
Sepertinya sudah tegas di sini, hanya Ganjar kader PDIP pemilik popularitas tertinggi. Koalisi Indonesia Bersatu siap merangkul Ganjar, untuk menandingi Koalisi Perubahan.
Koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS itu mengusung Capres Anies Baswedan. Eks Gubernur DKI Jakarta itu merontokkan semua survey dengan aksi langsung di lapangan. Kehadiran Anies senantiasa menghadirkan lautan massa, tanpa rayuan sembako.